Adly Mansour Ditunjuk Sebagai Presiden Sementara Mesir
KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mesir, Adly Mansour akan dilantik sebagai kepala negara sementara Mesir pada hari Kamis ini (4/7), setelah sebelumnya angkatan bersenjata Mesir menggulingkan presiden Mohamed Morsi.
Namun demikian, Morsi menyatakan tidak mau mundur sesuai tuntutan rakyat Mesir yang memprotesnya selama empat hari terakhir. Hakim Adly Mansour akan dilantik pada Kamis ini untuk mengisi kekosongan kekuasaan di Mesir sampai diadakan pemilihan presiden kembali.
Adly Mansour lahir pada tanggal 23 Desember tahun 1945, lulus dari Fakultas hukum Universitas Kairo pada tahun 1967 dan memperoleh gelar master di bidang hukum pada tahun 1969.
Pemilihan Andly Mansour sebagai presiden sementara Mesir dinyatakan oleh pemimpin militer Mesir, seperti dilansir dari situs telegraph.co.uk.
Adly Mansour adalah ayah dari tiga anak, dia memenangkan beasiswa untuk lembaga paling bergengsi Prancis untuk pendidikan tinggi, Ecole Nationale de l'Administration, dan menjadi hakim sejak lama di bawah rezim Hosni Mubarak.
Dia pernah bekerja di pengadilan tinggi agama negara (semacam Majelis Ulama Indonesia) yang memberikan fatwa, atau maklumat tentang ketaatan, serta bekerja juga di pengadilan perdata dan pidana.
Selama ini, Adly Mansour turut serta membantu rancangan undang-undang pengawasan untuk pemilihan presiden, dan ikut menetapkan hukum untuk jangka waktu kampanye pemilu, yang kemudian membawa Muhammad Morsi berkuasa pada 2012.
Kudeta Militer
Kemarin sore, (3/7), Kepala Militer Mesir, Jenderal Abdel Fattah al-Sisi mengumumkan penangguhan konstitusi, yang mengartikan Presiden Mohammed Morsi tidak lagi berkuasa. Tentara Mesir sampai dengan saat ini masih mengamankan unjuk rasa, mereka tersebar di seluruh Kairo dan mengambil alih kendali ibukota.
Menanggapi pengumuman tersebut, para demonstran anti-Morsi yang berkumpul di Tahrir Square bersorak-sorai menyambut dengan menyalakan kembang api hampir di sepanjang jalan Kairo.
Setelah pidato Jenderal al-Sisi, baik Paus Tawadros II (pemimpin Gereja Koptik) maupun tokoh oposisi Mohammed ElBaradei yang memimpin penggulingan Hosni Mubarak, membuat pernyataan singkat atas kudeta Militer. ElBaradei mengatakan roadmap baru untuk rekonsiliasi nasional dan memperbarui lagi revolusi pada Januari 2011 yang lalu.
Sementra itu, Mohamed Mursi menyatakan penolakan mundur sebagai Presiden Mesir, melalui akun Facebooknya kemarin, ia menolak pernyataan militer dan menganggap pernyataan itu sebagai kudeta militer.
Editor : Sabar Subekti
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...