Afghanistan Paling Menderita Oleh Terorisme
Laporan: ISIS Melemah, Taliban Jadi Kelompok Teroris Paling Mematikan
CANBERRA, SATUHARAPAN.COM-Afghanistan adalah negara yang paling terpukul oleh terorisme, dengan 46 korban tewas oleh terorisme di negara itu, dan tahun ini Taliban menjadi organisasi teroris non-negara yang paling mematikan di dunia.
Kematian yang disebabkan oleh serangan teroris di seluruh dunia turun secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir, tetapi dengan kelompok teroris terbesar di dunia, Daesh (atau ISIS) makin lemah, Taliban Afghanistan kembali menduduki peringkat teratas sebagai organisasi non-negara paling mematikan di dunia.
Selama empat tahun, Daesh menduduki puncak Global Terrorism Indeks (indeks terorisme global), yang disusun setiap tahun oleh Institute for Economics and Peace (IEP) yang berpusat di Australia. Namun, laporan 2019 dirilis pada hari Rabu (20/11), menunjukkan bahwa Taliban berada di daftar paling atas.
Laporan itu menganalisis terorisme di 163 negara, dan hasilnya adalah Afghanistan sebagai negara yang paling terdampak oleh terorisme pada tahun 2018. Sebelumnya adalah Irak yang menghadapi aksi terorisme Daesh sejak 2004. Daesh dihancurkan di Irak pada 2017 oleh Irak dan Kurdi serta didukung koalisi militer pimpinan Amerika Serikat.
Tahun 2018, di seluruh dunia, 15.952 orang meninggal karena serangan teroris. Namun angka itu hanya setengah dari total korban terorisme empat tahun lalu. Sedangkan wilayah serangan lebih luas, mencapai 71 negara.
Dari korban itu, 46% terjadi di Afghanistan, atau 7.379 korban tewas dari 1.443 serangan. Laporan itu menyebutkan bahwa Taliban bertanggung jawab atas 83% dari serangan tersebut.
"Intensitas terorisme turun drastis," Stephen Killelea, pendiri IEP, dan mengingatkan bahwa wilayah serangan terorisme meluas, dan masih nyata secara global.
Taliban tersingkir dalam percaturan politik Afghanistan pada tahun-tahun belakangan ini
Setelah berjuang melawan Tentara Merah Uni Sovyet pada tahun 198-an, bersama gerilyawan Mujahiddin dan dengan bantuan Amerika Serikat. Taliban kemudian menggulingkan pemerintah Afghanistan di Kabul, dan mendirikan Negara Islam tahun 1996. Namun kemudian kelompok ini tersingkir dalam politik.
Taliban memberi dukungan bagi kelompok al-Qaeda, sebuah organisasi teroris dari mantan pejuang Mujahiddin yang melalukan serangan terhadap negara-negara Barat. Taliban bahkan mengizinkan al-Qaeda menjalankan kamp pelatihan di negeri itu.
Amerika Serikat merespons serangan teroris pada 11 September 2001, antara lain dengan menginvasi Afghanistan pada Oktober 2001, dan dengan cepat menggulingkan pemerintah Taliban. Kelompok ini kemudian memulai perang gerilyawan melawan pemerintah yang didukung AS, dan konflik bersenjata berkecamuk di negeri itu hingga sekarang.
Laporan itu juga menyoroti tren yang mengkhawatirkan tentang munculnya terorisme sayap kanan di Barat yang meningkat lebih dari tiga kali lipat korban meninggal oleh teror sayap kanan dalam lima tahun terakhir. Aksi itu dilakukan oleh individu yang tidak terkait kelompok tertentu.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...