Evo Morales Mengaku Pernah Mau Dibunuh
MADRID, SATUHARAPAN.COM-Presiden Bolivia yang terguling, Evo Morales, mengatakan bahwa ada upaya pembunuhan terhadap dia bulan lalu, ketika helikopter yang ditumpanginya mengalami kerusakan mekanis.
Itu adalah upaya pembunuhan dan bukan kecelakaan, katanya dalam sebuah wawancara eksklusif dengan mantan pemimpin Ekuador, Rafael Correa, pada televisi Russia Today di Spanyol. Morales menceritakan insiden itu yang tampaknya sebagai kesalahan mekanis pada bagian rotor di ekor. Itu terjadi ketika dia terbang untuk upacara peresmian jalan baru.
Morales, yang melarikan diri dari Bolivia dan suaka di Meksiko pekan lalu setelah digulingkan dalam kudeta militer sayap kanan. Dia mengatakan bahwa dia secara teratur menggunakan helikopter untuk perjalanan kepresidenannya, beberapa kali sehari dan bahkan dalam cuaca buruk, dan kejadian seperti itu tidak pernah terjadi.
Morales yang merupakan pemimpin sosialis Bolivia itu menyalahkan atas dugaan upaya pembunuhan itu terhadap Jenderal Angkatan Udara, Jorge Gonzalo Terceros Lara. Dia juga menunjukkan fakta bahwa pemimpin kudeta Luis Fernando Camacho telah mengumumkan pada hari yang sama bahwa orang-orang Bolivia akan "menyaksikan kejatuhan Evo" dan bahwa itu akan "direkam dalam video."
"Ketika berita menyebutkan bahwa kami selamat dari kecelakaan malam itu, orang-orang yang mengharapkan presiden mati jadi kecewa," katanya. Selama beberapa hari berikutnya, kenang Morales, polisi mulai bergabung dengan pengunjuk rasa di jalanan.
Pada kunjungan ke Chimore pada hari Sabtu itu, Morales mengatakan bahwa seorang perwira polisi menunjukkan kepadanya "banyak pesan teks dan panggilan telepon yang menawarkan 50 ribu dolar" untuk menangkapnya. Petugas memperingatkan dia untuk berhati-hati, untuk menggandakan keamanan dan kembali ke ibukota La Paz, katanya.
Pada hari Rabu (20/11) Morales meminta PBB untuk campur tangan terhadap pembantaian berikutnya oleh polisi terhadap pribumi Bolivia yang memprotes pemecatannya, setelah "presiden sementara" yang dideklarasikan sendiri, Jeanine Anez, mengambil alih kekuasaan.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...