Agen KGB Tewas Minum Teh Beracun, Putin Diduga Terlibat
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin “kemungkinan menyetujui” pembunuhan mantan agen intelijen KGB (Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti) Alexander Litvinenko dengan racun radioaktif di London, kata seorang hakim Inggris, Kamis (21/01), pada akhir penyelidikan publik terhadap kematiannya.
“Operasi (badan keamanan Rusia) FSB untuk membunuh Litvinenko kemungkinan disetujui oleh Patrushev dan Presiden Putin,” kata Hakim Robert Owen dalam laporannya yang berisikan 300 halaman.
Patrushev adalah mantan direktur FSB, organisasi pengganti KGB, yang sudah menjabat sebagai menteri keamanan sejak 2008.
Litvinenko diracuni di sebuah hotel di London pada 2006 dengan secangkir teh yang mengandung polonium-210 -- isotop radioaktif yang sangat mahal dan hanya tersedia di fasilitas nuklir tertutup.
Penyelidikan awal polisi mendorong para jaksa Inggris menuntut ekstradisi Andrei Lugovoi yang didakwa atas tuduhan pembunuhan dari Rusia. Dia adalah mantan pengawal Kremlin yang minum teh dengan Litvinenko di Hotel Millennium di daerah kelas atas Mayfair, London.
Penyelidikan terbaru juga berfokus pada teman sekaligus rekan Lugovoi, Dmitry Kovtun, mantan tentara Soviet dan pengusaha yang juga menghadiri pertemuan di hotel itu dengan Litvinenko.
“Kemungkinan besar ketika Lugovoi meracuni Litvinenko dia melakukannya atas perintah FSB,” menurut kesimpulan Owen.
“Saya menambahkan bahwa saya menganggap ini cukup memungkinkan. Saya sudah menemukan bahwa Kovtun juga turut meracuni (Litvinenko),” imbuhnya. (Ant/AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...