Ahli Bom Kelompok Mujahiddin Indonesia Tewas di Mindanao
MINDANAO, SATUHARAPAN.COM - Ahli bom dari anggota kelompok jihad Mujahiddin Indonesia Timur (MIT), Ibrahim Ali - alias Abdul Fattah dan Abu Hani tewas dibunuh militer Filipina, pada pekan lalu di Mindanao, Filipina Selatan.
Dia merupakan salah satu dari delapan orang yang tewas di tangan militer Filipina. Kematiannya terjadi beberapa hari setelah pemimpin MIT, Abu Wardah - yang dikenal juga sebagai Santoso - menggunakan sebuah forum Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS di media sosial mengancam serangan terhadap pejabat pemerintah.
Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT, Arief Dharmawan, membenarkan bahwa Ali telah memasok senjata api ke MIT. "Dia orang yang dicari oleh Densus 88. Kami sedang menunggu informasi (lanjut) tentang dia," kata Arief sebagaimana dikutip The Australian, pada hari Senin (30/11).
Sementara itu, pakar anti-teror di Asia Tenggara, Rohan Gunaratna, mengatakan pada hari Minggu (29/11) bahwa Abu Hani telah melatih orang-orang Asia Tenggara dan ia didakwa pada 2002 melakukan pemboman department store Fitmart di Filipina yang menewaskan 14 orang.
“Ia ditangkap di Zamboanga pada tahun 2005 atas kepemilikan senjata api ilegal. Ali dibebaskan pada tahun 2013. Dia bergabung dengan jaringan kelompok Ansar Khilafah Negara Islam di Filipina, yang bekerja dengan MIT,” kata Gunaratna.
Santoso, yang bersembunyi di hutan di Poso, Sulawesi, merupakan orang Indonesia pertama yang telah besumpah setia kepada ISIS. Dia diduga merekrut dan menerima dukungan internasional dari kelompok teroris.
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...