Ahok Bantah PDIP Minta Mahar
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membantah jika dia ingin diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), dia harus membayar uang mahar dengan jumlah tertentu.
“Saya sampaikan begini saya tegaskan PDI-P yang saya kenal enggak pernah minta uang mahar,” kata dia usai menghadiri seminar Reformed Theology and Its Contribution To The World di Gedung Reformed Millenium Center Indonesia (RMCI) Kemayoran Jakarta Pusat, hari Sabtu (12/3).
Dia kemudian menceritakan pengalamannya saat diusung oleh Partai Gerindra dan PDIP pada tahun 2012 silam ketika menjadi calon wakil gubernur bersama dengan Joko Widodo. Kala itu, dia mengaku hanya mengeluarkan uang Rp 75 juta saja di rekening gabungan bersama dengan Jokowi.
Mantan Bupati Belitung Timur itu kemudian menjelaskan bahwa yang dia maksud sebagai uang partai adalah saat menggerakkan mesin partai. Apalagi kalau ada partai banyak yang mengusung. Dia harus mengeluarkan biaya yang cukup banyak.
“Misalnya satu kelurahan Rp 10 juta biayanya untuk operasional anak ranting 267 kelurahan di jakarta saja sudah Rp 2,67 miliar. Kalau dikali 10 bulan Rp 26.7 miliar. Nah saya bilang harta saya dijual saja mungkin enggak dapat Rp 26,7 miliar,” kata dia.
Oleh karena itu, dia memilih jalur independen untuk memuluskan rencananya kembali menjabat sebagai DKI 1. Karena menurut dia, dia tak harus mengeluarkan uang banyak untuk menggerakkan massa. Sebaliknya, melalui jalur independen, akan banyak orang atau perusahaan yang menyumbang untuknya.
“Cuma saya katakan kalau sudah ikut Teman Ahok saya lebih enak enggak usah keluar duit,” kata dia.
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...