Ahok Percaya Tuhan Memanggilnya untuk Terjun ke Politik
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa disapa Ahok memberi contoh penerapan Iman Kristen yang berpengaruh kepada dirinya saat ini dalam berpolitik.
Saat didapuk sebagai pemateri di Seminar Politik Center For Religion and Society, di Gereja Reformed Injili Indonesia, Jakarta, hari Sabtu (6/8), Ahok menceritakan bahwa Iman Kristen yang dia anut adalah ajaran dari gereja reformed di Swiss yang dikembangkan oleh John Calvin.
“Yang pasti saya berpolitik dipengaruhi ajaran Iman Kristen,"kata Ahok.
Dia mengakui ada tantangan yang datang dari keluarganya ketika memilih terjun ke politik, yakni tradisi. Soalnya menurut dia, orang yang berasal dari etnis Tionghoa biasanya akan memilih mata pencarian di bidang ekonomi seperti berdagang. Berlainan dengan dirinya, yang meyakini bahwa terjun ke politik adalah karena panggilan Yesus Kristus.
“Jadi pejabat publik itu yang disorot adalah pelayanan kita, karena kita akan menjadi contoh,” kata laki-laki asal Bangka Belitung itu.
Saat dia mengalami kekalahan di Pemilihan Gubernur Bangka Belitung pada 2013, dia hampir putus asa. Dia bertanya kepada istrinya, Veronica Tjahaja Purnama, yang biasa dipanggil Vero, apakah setuju menyuap Komisi Pemilihan Umum setempat untuk dapat menjadi gubernur.
“Saya sempat tanya sama dia (Veronica Tjahaja Purnama, Red), kamu setuju nggak kalau suap, lumayan lho gubernur,” kata dia.
Ahok mengulangi perkataan istrinya yang mengatakan bahwa menyuap sama saja seperti murid Yesus yang berkhianat, Yudas Iskariot.
Ahok menambahkan bila dikaji dari sudut pandang politik, apabila dia saat itu (Pemilihan Gubernur Bangka Belitung) ia melakukan suap pemerintahan yang dia pimpin tidak akan menghasilkan pemerintahan yang baik.
“Bagaimana saya akan membangun pemerintahan yang bersih, nanti bawahan saya ahli suap dan korupsi semua,” kata dia.
Dia kemudian mengingat Firman Tuhan dalam Amsal 29 ayat 4, yang menjadi pijakannya dalam menolak suap yakni, “Seorang raja membangun negerinya dengan keadilan, tetapi dengan suap orang akan meruntuhkannya.”
Dia menjelaskan bahwa prinsip menolak suap tidak hanya menjadi pegangan umat Kristen, namun kepercayaan lain di Indonesia mengajarkan hal yang sama.
Di bagian lain paparannya, Ahok menuturkan alasan dia menyetujui menjadi pasangan Joko Widodo pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2012. Menurut Ahok, dirinya tidak mempermasalahkan kegagalannya di Bangka Belitung, karena menurut Ahok dia melihat Provinsi DKI Jakarta barometer Indonesia. Apabila DKI Jakarta mengalami kemajuan, dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.
Editor : Eben E. Siadari
Tentara Ukraina Fokus Tahan Laju Rusia dan Bersiap Hadapi Ba...
KHARKIV-UKRAINA, SATUHARAPAN.COM-Keempat pesawat nirawak itu dirancang untuk membawa bom, tetapi seb...