Ahok: SMS Saya Kalau Camat-Lurah Khilaf
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Upaya Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok untuk ‘mengintai’ Jakarta nampaknya tak cukup hanya mendengar laporan dari Wali Kota setempat.
Pagi ini, Kamis (9/4) Ahok didampingi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) turun langsung ke wilayah Jakarta Barat untuk meninjau jalur inspeksi yang diprogramkan Pemprov di Kali Mookevart, Cengkareng, Jakarta Barat.
Tiba pukul 08.00 WIB, Ahok pun langsung menyambangi warga di bantaran Kali Mookervart. Ia bahkan sempat menyalami warga yang tengah beraktivitas, bahkan melayani permintaan berfoto bersama.
Di sela perbincangannya dengan warga, Ahok mendengar pengaduan tentang pabrik di sekitar Mookevart yang kerapkali membuang limbah saat banjir agar tidak ketahuan.
“Tadi ada pengaduan, pabrik-pabrik ini kesempatan melepaskan limbah. Langsung saya minta Pak Kukuh (Kepala Satpol PP DKI, Red), camat, lurah, untuk mengintai dan menangkap tangan,” ujar Ahok kepada awak media seusai blusukan, Kamis siang.
Saat menyusuri bantaran Kali Mookevart pun Ahok mengatakan agar warga segera mengadu padanya bila ada pabrik yang mencuri kesempatan membuang limbah saat banjir jika tidak ada tindakan dari lurah dan camat setempat.
“Bapak, Ibu SMS (Short Message Service, Red) saya kalau camat dan lurah khilaf,” kata mantan Bupati Belitung Timur itu kepada warga sekitar.
Ahok menyampaikan warga dapat menghubunginya di nomor 0811944728, 081927666999, atau 085811291966.
Ahok pun menduga bila camat dan lurah tidak menindak lanjut, ada potensi pejabat daerah tersebut disogok oleh pihak pabrik. Selanjutnya untuk pabrik yang membuang limbah sembarangan, DKI 1 itu tak ragu akan menganai sanksi berupa denda miliaran rupiah dan sanksi penjara.
Cerita Ahok Soal Pelajaran Blusukan dari Jokowi
Mantan politikus Gerindra ini rupanya belajar dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) perihal pentingnya seorang pemimpin untuk terjun langsung di lapangan.
“Bisa saja Pak Wali itu khilaf, jadi ini gunanya terjun langsung seperti yang dikatakan Pak Jokowi itu. Pak Jokowi suka nasihatin saya untuk turun (di lapangan, Red). Saya bilang, saya lebih sedikit waktu untuk turun karena beberapa posisi di Jakarta sudah terpasang CCTV. Tapi untuk hal-hal seperti ini, setelah, saya disposisi masih ada laporan nggak beres,” Ahok menceritakan kepada awak media.
Ahok juga menyampaikan ada salah satu lurah yang rajin turun ke lapangan, namun laporan masyarakat di aplikasi Jakarta Smartcity tak pernah digubris.
Hingga 600 pengaduan dari masyarakat tak direspons oleh lurah tersebut, kata Ahok. Untuk itu, Ahok pun akan menanyai lurah tersebut alasannya tak menanggapi pengaduan masyarakat.
“Saya mau tanya ini gaptek apa memang malas. Kalau dia gaptek, saya harus ajarin. Tapi kalau memang orgnya cuek, ya kita stafkan,” ujar Ahok.
Menurut Ahok, masyarakat butuh pemimpin atau pejabat yang memiliki hati sosial. Untuk itulah diperlukan pula respons sosial yang baik terhadap pengaduan masyarakat. Ahok dalam beberapa kali blusukannya memang terlihat sering berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Bahkan ia tak segan menegur pejabat yang mendampinginya apabila layanan publik tak berjalan sesuai yang diharapkan.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...