Ahok: TIM dan Ciputra seperti Neraka dan Surga
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kecewa dengan proyek pembangunan Taman Ismail Marzuki (TIM) yang dinilai tak sebanding dengan dana pemerintah yang harus dikeluarkan. Terlebih, ia sering mendengar kerap terjadi kerusakan di gedung pusat kebudayaan dan pertunjukan seni itu.
“Memang aset-aset yang kita punya itu lebih baik kerja sama dengan swasta. Saya kasih percontohan, Ciputra, bikin teater Art Preneur cuma habis Rp 150 miliar. Kita TIM habis Rp 350 miliar, jadinya kayak begitu. Kamu bandingin aja Artpreneur Ciputra sama TIM bagusan mana. itu mah neraka sama surga,” ujar Ahok di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat (14/8).
Ahok merekomendasikan TIM dikelola oleh swasta dengan sistem kerja sama Build,Transfer,Operate (BTO). Sistem ini merupakan bentuk perjanjian antara pemilik dengan investor untuk membangun gedung. Setelah pembangunan selesai, bangunan akan diserahkan kepada pemilik tanah oleh investor untuk kemudian dikelola atau dioperasikan.
“Saya enggak mau BOT (Build,Operate,Transfer, Red). kalo BOT ada kelemahan, dia bangun, dia operasikan, terus kalau kita berantem di tengah, dia wanprestasi, lalu asetnya enggak mau dikasih ke kita,” kata mantan politikus Senayan itu.
Ahok mengakui, warga Jakarta perlu mendapat tempat yang layak untuk menonton maupun mempertunjukkan kesenian.
TIM diresmikan oleh mantan Gubernur Pemerintah DKI Jakarta, Ali Sadikin, 10 November 1968. TIM dibangun di atas areal tanah seluas sembilan hektare. Dulu tempat ini dikenal sebagai ruang rekreasi umum ‘Taman Raden Saleh’ (TRS) yang merupakan Kebun Binatang Jakarta sebelum dipindahkan ke Ragunan.
Editor : Bayu Probo
Israel Pada Prinsipnya Setuju Gencatan Senjata dengan Hizbul...
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Siaran media Kan melaporkan bahwa Israel pada prinsipnya telah menyetujui...