AJI IBCWE Gelar Lokakarya Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia bersama Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE) dan Investing in Women (IW) menggelar lokakarya dengan tema “Kesetaraan Gender di Dunia Kerja” bagi jurnalis Indonesia di Jakarta, hari Jumat-Minggu (20-22/7).
Sebanyak 20 orang jurnalis dari berbagai platform media (cetak, daring/online, televisi, dan radio) terpilih mendapatkan kesempatan untuk mengikuti rangkaian kegiatan lokakarya jurnalistik dan mentoring yang ditujukan untuk meningkatkan pemahaman awak media mengenai gender dan pemberdayaan ekonomi perempuan yang diwujudkan antara lain melalui kesetaraan gender di dunia kerja dan pemberdayaan perempuan secara ekonomi, serta bagaimana membuat liputan yang menarik dan mudah dipahami oleh publik mengenai isu tersebut.
“Semoga lokakarya ini bermanfaat untuk teman-teman dengan adanya isu ini,” kata Maya Juwita perwakilan IBCWE, pada pembukaan Lokakarya di kantor IBCWE di Jakarta, hari Jumat (20/7).
Data dari Biro Pusat Statistik (BPS) per Februari 2017 menunjukkan, Indonesia memiliki 131,55 juta pekerja di pasar tenaga kerja domestik. Berdasarkan jenis kelamin, tingkat partisipasi perempuan sekitar 55 persen dan laki-laki 83,1 persen.
Jika ditilik dari sektor, 37,4 persen perempuan bekerja di sektor formal. Sedangkan pekerja laki-laki mencapai 62,6 persen. Ketidakseimbangan ini diperburuk dengan kesenjangan penghasilan berdasarkan gender yang mencapai 34 persen di sektor formal, dan 50 persen di sektor informal.
Ketidaksetaraan tingkat partisipasi perempuan di angkatan kerja bisa menjadi indikasi peran perempuan dalam ruang publik. Padahal memiliki akses untuk mengambil peran dalam area publik adalah hak dasar setiap orang, termasuk perempuan.
Melalui lokakarya ini, jurnalis diharapkan bisa memiliki pemahaman tentang pentingnya pemberdayaan ekonomi perempuan yang diwujudkan melalui kesetaraan gender di dunia kerja. Kemudian cara meliput isu pemberdayaan ekonomi perempuan yang terkait dengan usaha mewujudkan kesetaraan gender di dunia kerja yang menarik target audiens. Serta mengetahui isu-isu pemberdayaan ekonomi perempuan, khususnya di dunia tenaga kerja, yang relevan dengan tingkat kemajuan perekonomian suatu Negara.
Melalui kegiatan ini, jurnalis juga bertemu dan berdiskusi dengan pakar-pakar pemberdayaan ekonomi perempuan khususnya terkait isu kesetaraan gender di dunia kerja.
Sebelumnya peserta diseleksi dari berbagai daerah di Indonesia. Prioritas diberikan kepada pelamar yang memberikan usulan liputan paling baik, keterwakilan wilayah, dan komposisi gender. Setiap pelamar menerima pemberitahuan mengenai terpilih atau tidaknya sebagai peraih beasiswa via email.
Kriteria usulan liputan terbaik memiliki topik seputar pemberdayaan ekonomi perempuan dan kesetaraan gender di dunia kerja. Kedua, orisinal, mengangkat masalah-masalah yang belum dikupas media lain. Ketiga, liputan menantang, namun tetap realistis dan keempat menggunakan narasumber yang kredibel.
Di akhir lokakarya peserta akan mendapat tugas untuk membuat liputan mendalam mengenai pemberdayaan ekonomi perempuan khususnya terkait isu kesetaraan gender di dunia kerja. Waktu yang diberikan untuk peserta adalah sekitar dua bulan. Dalam rentang waktu dua bulan tersebut peserta memiliki kesempatan untuk mengelaborasi ide melalui diskusi bersama mentor sesuai waktu yang diberikan melakukan liputan, serta menyempurnakan karya jurnalistiknya, hingga tayang di media masing-masing peserta.
Di akhir program, karya jurnalistik peserta akan didokumentasikan melalui penerbitan buku dengan dua bahasa, Indonesia dan Inggris. Peserta juga akan diundang kembali untuk mengikuti kegiatan lokakarya pembelajaran selama satu hari. Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran selama lokakarya dan mentoring.
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...