Akses Internet Iran Hampir Total Ditutup
Garda Revolusi Puji Tindakan Tegas Militer pada Demonstran
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM-Iran tutup hampir seluruh akses internet sejak hari Sabtu (17/11). Sementara Garda Revolusi Iran (IRGC) pada hari Kamis (21/11) memuji pasukan bersenjata Iran yang telah mengambil tindakan “tegas dan tepat waktu” terhadap "perusuh" dan mengatakan ketenangan telah kembali di Iran setelah berhari-hari kerusuhan yang dipicu oleh kenaikan harga bensin.
"Insiden, besar dan kecil, yang disebabkan oleh kenaikan harga bensin terjadi di kurang dari 100 kota di Iran," kata pernyataan IRGC di situs resminya, Sepahnews.com, seperti dikutip Al Arabiya.
Pernyataan itu mengatakan "insiden itu berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam dan di beberapa kota dalam 72 jam" sebagai hasil dari upaya angkatan bersenjata dan tindakan tepat waktu.
Disebutkan bahwa militer Iran telah menangkap "para pemimpin perusuh" di Provinsi Teheran dan Alborz dan di kota selatan, Shiraz. Laporan eksternal menunjukkan bahwa Shiraz adalah pusat kerusuhan yang sangat kuat.
Komentar itu muncul sehari setelah Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengklaim kemenangan bagi pemerintahnya dan mengatakan Iran telah melewati "ujian bersejarah." Sehari sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan bahwa musuh telah "ditolak."
Namun, akibat penutupan akses internet yang hampir secara total di negara itu, adalah kesulitan untuk memastikan apakah protes rakyat Iran masih berlangsung atau tidak.
TV pemerintah Iran belum menayangkan rekaman baru kerusuhan sejak hari Rabu (20/11), dan lebih berfokus untuk menayangkan demonstrasi “spontan” pro-pemerintah di beberapa kota di seluruh negeri, menurut AFP.
Rakyat Iran turun ke jalan pada 15 November dalam menanggapi keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak sebagai bagian dari langkah reformasi fiskal. Ekonomi Iran sedang berjuang di tengah isolasi internasional akibat sanksi ekonomi yang disebutkan sebagai "tekanan maksimum" oleh Amerika Serikat.
Pasukan keamanan Iran menanggapi protes rakyat dengan kekuatan yang mematikan di berbagai kota di seluruh negeri, bahkan satu surat kabar menyarankan hukuman mati bagi pengunjuk rasa, menurut AFP. Korban tewas dari aksi protes itu juga sulit dipastikan karena penutupan akses internet oleh pemerintah.
Sebuah laporan oleh penyiar oposisi menyebutkan bahwa jumlah korban tewas setidaknya 138 orang. Beberapa aktivis telah menempatkan angka sekitar 200, sementara pemerintah belum mengumumkan angka resmi.
Menutupi Tragedi
Presiden AS, Donald Trump, pada hari Kamis menuduh pemerintah Iran menutup akses internet untuk menutupi "kematian dan tragedi" di tengah gelombang protes jalanan.
"Iran telah menjadi sangat tidak stabil sehingga rezim telah mematikan seluruh sistem Internet mereka sehingga orang-orang Iran yang hebat tidak dapat berbicara tentang kekerasan luar biasa yang terjadi di dalam negeri," kata Trump di Tweetter. Penutupn akses internet telah dilakukan Iran sejak Sabtu.
"Mereka menginginkan transparansi NOL, berpikir dunia tidak akan menemukan kematian dan tragedi yang disebabkan oleh Rezim Iran!" kata Trump yang di dalam negeri tengah menghadapi pemecatan.
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...