Aksi Kamisan Ucapkan Selamat Idul Fitri kepada Presiden Joko Widodo

Salah satu korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat di masa lalu saat menggelar aksi Kamisan ke-404 di seberang Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (9/7). Dalam aksinya para korban yang tergabung dalam Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK) mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri kepada Presiden Joko Widodo yang tahun ini memasuki tahun ke-17 Idul Fitri perjuangan para korban belum terselesaikan. (Foto-foto: Dedy Istanto).

Para korban dan keluarga korban pelanggaran HAM di masa lalu saat membentangkan spanduk bertuliskan ucapan Selamat Idul Fitri yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo dalam aksi Kamisan yang digelar di seberang Istana Negara, Jakarta Pusat.

Salah satu korban penculikan yang sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya Widji Thukul terpasang diantara para korban lainnya dalam aksi Kamisan yang digelar di seberang Istana Negara, Jakarta Pusat.

Ibu korban dari Wawan, Maria Catarina Sumarsih, yang aktif memperjuangkan keadilan dalam aksi Kamisan yang digelar di seberang Istana Negara, Jakarta Pusat.

Aksi Kamisan ke-404 yang digelar di seberang Istana Negara diikuti oleh para korban dan keluarga korban pelanggaran HAM di masa lalu.

Salah satu korban pelanggaran HAM saat mengikuti aksi Kamisan yang digelar di seberang Istana Negara, Jakarta Pusat untuk memperjuangkan keadilan.

Seorang aparat polisi saat berjaga-jaga di depan para korban pelanggaran HAM dalam menggelar aksi Kamisan di seberang Istana Negara, Jakarta Pusat.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Aksi “Kamisan” ke-404 mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang digelar di seberang Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (9/7).

Aksi “Kamisan” yang digelar oleh para korban serta keluarga korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) menyampaikan sudah ke-16 kalinya perayaan Idul Fitri dilalui menuntut keadilan atas kekerasan yang dilakukan oleh negara, namun hingga sekarang belum juga dapat terselesaikan.

Memasuki Idul Fitri ke-17 tahun ini para korban yang tergabung dalam Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK) pesimis, karena keadilan tampaknya semakin menjauh dari kemenangan. Hal itu terkait dengan langkah Kejaksaan Agung bersama dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang mendorong langkah rekonsiliasi sebagai solusi untuk menyelesaikan permasalahan kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia.

Rekonsiliasi dinilai merupakan jalan yang tidak mempertimbangkan mekanisme akuntabilitas yang telah tersedia pada sistem hukum Indonesia dan tanpa melaksanakan kewajiban sejati mereka, yakni sebagai penegak hukum terhadap pelanggaran HAM berat.

Dukacita disampaikan oleh JSKK atas restu Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) kepada Kejaksaan Agung dan Komnas HAM dalam pembentukan Komite Pengungkap Kebenaran untuk Penanganan Kasus Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu per tanggal 5 Juli 2015. Langkah tersebut dinilai semata-mata menitikberatkan pada agenda politis yang tidak mampu memulihkan harkat dan martabat para korban dan seluruh publik Indonesia.

Meski pun kondisi tersebut membuat gelisah para korban pelanggaran HAM berat di masa lalu, JSKK tetap berharap dan mendoakan yang terbaik bagi Presiden Joko Widodo dan keluarga.

Editor : Eben Ezer Siadari