Aksi Kelompok Intoleran Ciderai Kebhinekaan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Aksi kelompok intoleran yang menghalang-halangi ibadah jemaat HKBP Setu dan jemaat HKBP Philadelphia mencerminkan sikap tak menghargai kebhinekaan Indonesia. Keberagaman baik suku, agama dan golongan di Tanah Air memperoleh perilindungan dan hak yang sama, sebagaimana ditegaskan dalam pembukaan dan batang tubuh UUD 1945.
Hal itu dikemukakan Direktur Eksekutif Moderate Muslim Society Zuhairi Misrawi dalam diskusi bertema “Menggugat Peran Negara dalam Kebebasan Beribadah" di Jakarta, Sabtu (27/4).
“Kebebasan beragama menjadi suatu yang penting karena merupakan hak dari setiap warga negara untuk bisa beribadah,” tandas Zuhairi yang juga aktivis di Nahdlatul Ulama (NU). Berbicara bergaya NU, pria asal Madura ini, bersedia mengerahkan Banser NU untuk terjun langsung ke gereja-gereja membantu pengamanan dari gangguan kelompok intoleran.
Dia pun sudah mencermati dan memperoleh data bahwa kelompok intoleran yang mengganggu itu adalah gerombolan warga yang sehari-harinya menganggur. “Mereka adalah pengangguran. Jadi mereka juga korban dari satu kebijakan negara yang salah, sehingga keadilan ekonomi yang dijanjikan masih jauh dari kenyataan,” tuturnya.
Oleh sebab itu dia sependapat dengan tema diskusi menggugat peran Negara dalam kebebasan beribadah. “Seandainya, mereka mempunyai pekerjaan, entah itu satpam, petugas kebersihan atau apapun pekerjaan, tidak akan ada lagi orang yang bisa dipengaruhi berbuat anarkhi. Kalau perlu mereka bekerja dari pagi hingga jam delapan malam,” tuturnya berseloroh.
Dalam diskusi itu menghadirkan dua pembicara, masing-masing Zuhairi dan Nia Sjarifudin, Ketua Yayasan Bhineka Tunggal Ika. Sebelum mereka memaparkan pandangan masing-masing, para peserta terlebih dahulu mendengar kesaksian dari pemimpin jemaat HKBP Setu dan HKBP Philadelphia.
Editor : Sabar Subekti
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...