Al-Shabaab Serbu Universitas Kenya, 147 Mahasiswa Kristen Meninggal
GARISSA, KENYA, SATUHARAPAN.COM – Setidaknya 147 orang kehilangan nyawa akibat serbuan pada fajar ke sebuah Universitas di Kenya, Garissa University College Kamis (2/4). Kelompok Al-Shabaab yang berafiliasi dengan kelompok al-Qaeda ini menargetkan mahasiswa Kristen—sebagian dibunuh, sebagian disandera.
Tragedi itu merupakan serangan paling maut yang dialami Kenya setelah pengeboman kedutaan besar Amerika Serikat pada 1998.
"Kami sedang menyisir lokasi," kata Menteri Dalam Negeri Joseph Nkaiserry kepada para wartawan.
Ia mengatakan empat pria bersenjata sudah dibunuh setelah pasukan Kenya melakukan serangan ke gedung terakhir, tempat para pemberontak berlindung selama lebih dari 12 jam.
"Tapi sangat disayangkan, kita kehilangan... sejumlah nyawa, kami belum memastikannya secara penuh, (yang tewas, red) mencapai hingga 70 mahasiswa dan 79 orang mengalami luka-luka, sembilan di antaranya dalam keadaan kritis," ia menambahkan. BBC mengabarkan bahwa korban meninggal mencapai 147 jiwa.
Pria-pria bersenjata bertopeng mulai melakukan serangan pada dini hari. Mereka meledakkan granat-granat untuk membuka pintu gerbang universitas, yang berada di kota timur laut Garissa, sebelum menyerang para mahasiswa yang sedang tidur. Garissa sendiri terletak di dekat perbatasan dengan Somalia, negara yang hancur karena perang.
"Teroris-teroris itu, 90 persen ancaman mereka sudah disingkirkan... kita sudah mendapatkan kepastian bahwa empat teroris sudah ditewaskan," ia menambahkan. Ia mengatakan pasukan pemerintah melakukan penyisiran di kampus sementara jumlah keseluruhan pria bersenjata tidak diketahui. Namun, ia menyatakan operasi utama sudah berakhir.
"Kami sedang menyapu daerah tersebut dan akan memberikan keterangan terkini beserta jumlah korban meninggal," ujarnya, memberlakukan jam malam, dari fajar hingga petang, di beberapa distrik di Kenya bagian utara dan timur.
Kelompok Shabaab, yang memiliki kaitan dengan al-Qaeda, menyatakan bertanggung jawab atas serangan fajar tersebut. Mereka adalah kelompok sama yang melancarkan pembunuhan massal di pusat perbelanjaan Westgate di Nairobi pada September 2013. Dalam insiden tersebut, empat pria penyerang bersenjata membantai hingga tewas sedikit-dikitnya 67 orang dalam pertumpahan darah yang berlangsung empat hari.
Kenya mengalami rangkaian serangan granat dan senjata, yang kerap dituduh dilakukan para simpatisan kelompok Shabaab dan kadang-kadang menargetkan polisi, sejak tentara masuk ke Somalia selatan pada 2011 untuk menyerang markas-markas Islamis.
Militan Shabaab Sandera Mahasiswa Kristen di Garissa University College
Militan Shabaab Somalia menyatakan para anggota militan bersenjatanya menahan para sandera Kristen setelah pada Kamis (02/04)menyerang Garissa University College, dalam serangan balasan atas keterlibatan tentara Nairobi dalam konflik Somalia.
Para pria bersenjata memisahkan para mahasiswa antara mahasiswa Muslim dan Kristen, melepaskan para mahasiswa Muslim, kata juru bicara Shabaab Ali Mohamud Rage kepada AFP via telepon.
“Kenya sedang berperang dengan Somalia... rakyat kami masih berada di sana, mereka berperang dan misi mereka untuk membunuh pihak-pihak yang menolak Shabaab,” kata Rage.
“Saat militan kami tiba, mereka membebaskan beberapa orang, para mahasiswa Muslim, dan merekalah yang memberitahukan kepada pemerintah... kami menahan sandera lainnya,” ujarnya, seraya menambahkan mereka yang disandera merupakan mahasiswa Kristen, namun tidak mengatakan berapa jumlah sandera tersebut.
Dia tidak memberikan detail mengenai jumlah korban jiwa namun mengatakan “sangat banyak korban yang berjatuhan.”
Pihak Palang Merah yang memimpin respons medis atas serangan itu mengatakan terdapat “sandera mahasiswa yang tidak diketahui di sana” walaupun “50 mahasiswa berhasil dibebaskan dengan selamat.”
Pada tengah hari, tentara-tentara Kenya mengepung kampus itu, dengan kementerian dalam negeri menyatakan bahwa “para penyerang sudah terpojok di salah satu asrama.” (AFP/bbc.com/chritianitytoday.com)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...