Al-Shabab Bantah 100 Anggotanya Dibunuh Militer Kenya
NAIROBI,SATUHARAPAN.COM – Kelompok militan al-Shabab membantah pernyataan pemerintah Kenya bahwa lebih dari 100 pejuangnya—diduga dalang serangan bus di Kenya Utara—tewas oleh serangan militer.
Sebelumnya, Wakil Presiden Kenya William Ruto mengatakan, pada Minggu (23/11) bahwa angkatan bersenjata negaranya melakukan serangan lintas-perbatasan.
Menurut Ruto, Kelompok militan Al-Shabab, Sabtu menyergap sebuah bus di Kenya dan mengeksekusi 28 orang penumpang non-Muslim. Mereka melakukan aksi pembalasan terhadap penggerebekan sejumlah masjid di kota Mombasa.
"Dua operasi yang sukses di tempat persembunyian para pelaku di seberang perbatasan. Tindakan balasan kami menyisakan jejak lebih dari seratus korban jiwa," kata Ruto dalam pidato di luar kantornya di ibu kota Kenya, Nairobi seperti dikutip aljazeera.com, Senin.
"Kami juga menghancurkan empat truk pickup yang dipasangi senjata," kata Ruto.
Sementara itu juru bicara kelompok Al-Qaeda militer operasi, Abdi Aziz Abu Mus'ab, meyebutkan apa yang dikatakan Ruto itu "tidak masuk akal".
"Kami Mujahidin aman dan tidak menghadapi serangan apa pun setelah keberhasilan operasi kami," kata Mus'ab .
"Klaim oleh otoritas Kenya hanya untuk menutupi kegagalan mereka untuk menjamin keselamatan rakyat mereka," kata Mus'ab.
Dalam serangan pada Sabtu di dekat perbatasan Somalia-Kenya, orang-orang bersenjata membajak sebuah bus dengan 60 penumpang sebelum memisahkan kaum Muslim dan non-Muslim.
Orang-orang bersenjata kemudian mengeksekusi semua non-Muslim sebelum melintasi perbatasan dan kembali ke Somalia. Di antara mereka yang tewas setidaknya tujuh belas guru sekolah dalam perjalanan kembali ke kampung halaman mereka untuk persiapan Natal.
Sementara itu pada waktu yang sama gubernur Mandera Ali Ibrahim Roba mengatakan pada bulan lalu diduga al-Shabab melakukan upaya untuk pembunuhan, dan menuduh pasukan keamanan mengabaikan ancaman keamanan di kawasan tersebut.
"Tim keamanan distrik telah meremehkan ancaman peningkatan teror di kota Mandera dan sepanjang perbatasan. Kami selalu bereaksi setelah kejadian," kata Roba dalam akun Twitter-nya.
Sebelumnya pihak berwenang Kenya menyalahkan al-Shabab untuk gelombang serangan mematikan di seluruh negara.
Sejak Kenya mengirim pasukan ke Somalia pada tahun 2011 setelah penggerebekan di kota-kota pesisir yang disalahkan pada al-Shabab dan sejak melihat lonjakan dalam serangan mematikan.
Kelompok Somalia juga telah disalahkan atas serangan September 2013 di pusat perbelanjaan Westgate di Nairobi, diserbu kelompok bersenjata yang menewaskan 77 orang.
Editor : Bayu Probo
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...