Ali Si Penjual Minuman
SATUHARAPAN.COM – Suatu hari saya berkesempatan mengunjungi kembali tempat kuliah di Depok. Sepuluh tahun sudah saya tak datang ke kampus. Setelah beberapa lama berkeliling, saya mampir ke kantin. Saya teringat penjual minuman bernama Ali. Orangnya istimewa. Hampir semua mahasiswa mengenalnya. Hebatnya lagi, dia ingat nama para mahasiswa yang sering datang ke kantin. Setidaknya dia ingat wajah dan minuman kesukaan mahasiswa tersebut.
Ali juga tak segan menolong. Tak jarang saya titip gitar di kios minumannya dan tanpa keberatan dia pasti akan menjaganya. Kebaikan lainnya, dia sangat mengerti bila ada mahasiswa yang belum mampu membayar minuman karena belum ada kiriman dari kampung. Jawabannya selalu: ”Yah, gampang. Entar ajalah….” Padahal belum tentu mahasiswa itu ingat untuk membayarnya.
Hari itu saya mencarinya untuk sekadar menyapa sambil berangan dapat menikmati kesegaran minuman jualannya. Namun, saya tidak menemukannya. Akhirnya saya mendapatkan penjelasan dari seorang penjual minuman lainnya di kantin itu, ”Oh, Si Ali sudah meninggal tahun lalu, Mas. Dia sakit. Waktu meninggal banyak sekali mahasiswa dan alumni datang. Banyak alumni yang udah jadi pejabat juga datang. Kayaknya Ali disayang sama banyak orang, Mas!”
Saya pun teringat kisah seseorang yang sesaat sebelum meninggal diberi kesempatan untuk mendengarkan apa kata orang tentang dirinya dari balik dinding. Tentang Ali, saya yakin banyak orang yang akan berkisah tentang kebaikan hatinya. Dengan kesederhanaannya, Ali seakan mencontohkan bahwa selama kita hidup kesempatan berbuat baik itu selalu ada.
editor: ymindrasmoro
email: inspirasi@satuharapan.com
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...