Belajar dari Perempuan Sopir Bus Malam
SATUHARAPAN.COM – Ketika mendapat kabar ada saudara sakit di Jakarta, langsung saya bersiap menuju ibukota. Terminal Bus Bawen menjadi tujuan, dan akhirnya mendapatkan tiket PO Gajah Mungkur. Kaget luar biasa, ketika Bus datang sopirnya ternyata perempuan. Penumpang tidak begitu banyak. Sehingga saya bisa mengamati perempuan perkasa yang sedang melakoni kerja yang melawan arus ini.
Sebagaimana biasa, sesampainya di Gringsing, Batang, bus pun berhenti untuk memberi penumpang kesempatan makan dan juga berganti sopir. Rasa penasaran membuat saya ke ruang makan awak bus dan bisa berjumpa dengannya. Ngobrol pun mengalir lancar.
”Walah Mas, ini pekerjaan bukanlah yang paling berat bagi saya, saya pernah juga bekerja sebagai buruh kuli gendong di pasar,” jelas Yanti, Sang Sopir. Sepanjang hidupnya, menurut dia, pekerjaan berat adalah menu harian. Tak perlu dihindari, bahkan mesti dilakukan. ”Dan semua pekerjaan adalah milik setiap orang, tidak memandang laki atau perempuan!
Budhe Yanti, semangat juangmu begitu luar biasa dan memberi inspirasi: betapa hidup selalu bergulat dengan masalah. Masalah tak perlu dihindari, namun harus ditaklukkan. Menjadi sopir bus malam adalah caramu menaklukkan masalah. Agak melawan arus memang, mungkin ”menyalahi” kodrat. Tetapi, itulah berkahmu.
editor: ymindrasmoro
email: inspirasi@satuharapan.com
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...