Loading...
INSPIRASI
Penulis: Iswari Setyanti 14:08 WIB | Sabtu, 01 Januari 2022

Allah Peduli Hari Esokku

(Foto: pixabay)

SATUHARAPAN.COM - Sebuah ungkapan kata bijak mengingatkan  bahwa “Jangan pernah melihat masa lalu, jika tidak bisa belajar darinya dan jangan pernah mengkwatirkan masa depan, jika itu hanya akan menghambatmu untuk maju ke depan”. Kalimat bijak itu mengingatkan kita bahwa baik masa lalu, maupun masa depan memberikan nuansa dalam hidup yang berbeda untuk tidak diingat dan dilihat sebagai beban dan mengkwatirkannya. Banyak manusia terbeban masa lalu, dan kwatir hari esok, sementara tidak mampu bersyukur tentang hari ini, padahal kita hidup saat ini di masa kini. 

Negara kita Indonesia tahun ini juga berusaha menutup tahun 2021 dan memasuki tahun 2022 dengan optimisme untuk bangkit dari keterpurukan karena krisis pandemi. Dengan tagline "recover together, recover stronger," pemulihan dan perbaikan hari esok hanya akan dapat diatasi dengan bersama bekerjasama dan akan membuat lebih kuat memiliki resiliensi pulih dari krisis pandemi. Iman Kristen mengungkapan bahwa hari esok dengan bukan dengan optimism semata, tapi dengan iman dan pengharapan diungkapkan dalam pujian PKJ 241

Tak ku tahu kan hari esok, Namun langkahku tegap
Bukan surya kuharapkan, Karna surya kan lenyap
O tiada ku gelisah,Akan masa menjelang
Ku berjalan serta Yesus, Maka hatiku tenang

Dari pujian ini, kita juga diingatkan ketidaktahuan kita akan hari esok, namun hari esok tetap harus dijalani dengan langkah yang tegap dan pengharapan yang mantap bukan dengan kekwatiran yang megap-megap tanpa keyakinan dan antusias, optimisme. Bagaimana dengan saudara dan Bapak/Ibu semua? Melalui Firman Tuhan Dalam Matius 25: 31-46 kita belajar tentang beberapa sikap yang tepat dalam mengantisipasi hari esok yang tak kita tahu sebab Allah peduli hari esokmu, dan hari esokku.

1. Allah Peduli Hari Esok Kita, maka kita perlu menjadikan kepeduliaan Allah sebagai cara hidup kita. 

Konteks perikop ini adalah penghakiman akhir yang menunjukkan bahwa Tuhan Yesus akan hadir dan akan memisahkan manusia dalam dua kategori yaitu mereka yang melakukan kehendakNya dan mereka yang tidak melakukan kehendakNya. Dalam perikop ini Allah mengindentifkasikan diriNya dengan orang-orang yang paling hina, rendah dan miskin bahkan papa. Kehadiran Tuhan Yesus pada diri orang yang lapar atau peinao yaitu orang yang menderita karena kelaparan yang hebat. Dia juga hadir pada diri orang yang haus atau dipsao yaitu orang yang benar-benar haus dan rindu. Baik yang haus karena kerongkongan yang kering karena ketiadaan air minum yang melegakan dahaga, atau orang yang begitu rindu dengan dan dahaga jiwanya kepada Allah dan keselamatan didalam Kristus untuk dilegakan dan dipuaskan.

Kehadiran Kristus juga terjadi pada diri orang asing atau xenos yaitu orang-orang yang diasingkan, diacuhkan dan tidak mendapatkan sambutan keramahan. Mereka orang-orang yang mengalami kesepian yang perlu diberi tumpangan dan sambutan. Demikian juga Kristus pada diri orang yang telanjang atau gumnos yaitu orang yang yang tak memiliki pakaian untuk membalut tubuhnya dari terik matahari atau hawa dingin. Mereka yang punya pakaian tapi hanya pakaian yang compang camping, tak layak. Kepada merekalah pertolongan itu seharusnya dihadirkan dan diberikan. 

Orang yang melakukan kehendak Kristus dan akan disambut bersamaNya di penghakiman terakhir adalah mereka yang melakukan pertolongan kepada sesama melalui tindakan-tindakan yang sederhana. Pertolongan sederhana kepada mereka yang paling hina seperti memberikan makan kepada yang lapar, memberi minum kepada yang haus, memberikan tumpangan kepada orang asing ataupun homeless/tak punya tempat tinggal, memberikan penghiburan kepada yang sakit dan dalam penjara. Sebagaimana dikatakan dalam Matius 25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;   25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian;   ketika Aku sakit, kamu melawat Aku;   ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.  

Melakukan segala sesuatu termasuk pertolongan dengan segenap hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Identifikasi Allah pada diri orang orang yang paling hina menunjukkan nilai pembelajaran bahwa kita menolong dengan tulus, tanpa pamrih dan tidak menghitung untung dan rugi. Kepeduliaan yang tidak tulus bukanlah sebuah kepeduliaam sejati. Karena kepeduliaan sejati adalah tanpa pamrih dan tidak haus pujian. 25:37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? 25:38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? 25:39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?  

Tahun 2022 yang kita jalani saat ini tidak kita ketahui akan seperti apa dan bagaimana hidup kita, namun satu hal yang pasti Allah peduli hari esokmu dan esokku. Varian omicron yang sebelumnya belum sampai ke Indonesiapun, sudah ada melalui transmisi lokal terjadi. Kitapun belum tahu bagaimana kondisi ekonomi kita yang sempat naik sampai 7 persen pertumbuhannya, dan saat ini turun menjadi 3 persen. Kita perlu menghadapi hari-hari kedepan bukan dengan perasaan galau dan takut berlebihan, namun juga bukan dengan rasa cuek dan menggampangkan. Dalam masa sulit kita pasti disertai dan dibimbing Tuhan ditahun 2022 ini, dan itupun membuat kita meyakini bahwa Allah yang peduli hari esok yang akan kita hadirkan dalam kepeduliaan kita kepada mereka disekeliling kita yang paling membutuhkan. 

2. Allah Peduli Hari Esok, Hargai dan Isi Hari Ini dengan Membuka Lembaran Baru dengan Pengharapan Baru.

Firman Tuhan selalu memandang hidup dengan realistis. Sebagaimana dikatakan dalam Kitab Pengkotbah 3: 1-3 bahwa di kolong langit, segala sesuatu ada waktunya. Senang, susah, tangis, tawa, datang dan pergi adalah siklus yang selalu berganti dalam lintasan waktu dan kehidupan manusia tak terkecuali umat Tuhan orang percaya. Kita sebagai orang percaya diajak untuk justru melihat waktu bukan hanya sebagai siklus/kronos/kronologis tapi sebagai waktuNya sebagai Kairos yaitu waktu Tuhan. Kita diajak untuk menggunakan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya, sebenar-benarnya dan mempertanggung jawabkan kepada Tuhan Sang Pemilik Waktu Kehidupan kita. Kita bukan pemilik waktu, tapi sebagai penatalayanan atas waktu dan kesempatan hidup yang Tuhan karuniakan untuk menjalani waktu kehidupan bersama Tuhan Allah sumber keselamatan kita. Jika dalam hidup kita masih menghadapi peristiwa-peristiwa paradoks (menerima apa yang tidak kita harapkan), tidak akan membuat kita surut percaya, karena Tuhan akan membuat segala sesuatu indah pada waktuNya. Waktu Tuhan pasti yang terbaik, Seperti pujian yang mengatakan:

Bila Kau ijinkan sesuatu terjadi, 
Kupercaya semua untuk kebaikanku
Bila Nanti telah tiba waktuMu, Kupercaya KuasaMu
Memulihkan hidupku
Waktu Tuhan pasti yang terbaik, 
Walau kadang tak mudah dimengerti
Lewati cobaaan kutetap percaya
Waktu Tuhan pasti yang terbaik. 

Semua orang percaya yang telah hidup di segala rentetan peristiwa di masa-masa sulit 2021 dengan serba serbinya yang telah kita lalui, niscaya akan terus disertai di tahun 2022. Tuhan hadir bersama kita dalam penggenapan janjiNya untuk sehat, sejahtera, sukacita, segar, Sentosa. Janjinya untuk kita semua di Tahun 2022 mengatakan demikian: “

21:3 Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka.  Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah   mereka. 21:4 Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata   mereka , dan maut  tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita,  sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu. " 21:5 Ia yang duduk di atas takhta y  itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!  " Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar. 

Pesan Utama dalam Firman Tuhan ini adalah kesiapan kita untuk menjalani tahun baru dan tahun-tahun kedepan dengan beriman penuh kepada Allah didalam Yesus Kristus, yang berjanji dalam FirmanNya, Yeremia 29:11-14 TB “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”. Bertindak bijaksana mengelola waktu yang ada adalah melibatkan Tuhan Allah dalam rancangan-rancangan hidup keluarga, pekerjaan, pelayanan, studi, karier dsb. Berjaga-jaga dan waspada dalam usaha yang kita kerjakan. Terus menolong dan melayani sesama yang paling hina di antara kita, sebagai bentuk pengejawantahan pelayanan kepada Tuhan sambil terus menantikan pembaharuan yang dikerjakan Allah didalam dan melalui hidup kita. Apa yang belum kita raih di tahun 2021, kita Imani akan kita dapatkan di tahun 2022, karena DIA Berjanji selalu menyertai:

Tuhan tak pernah janji, langit selalu biru
Tetapi DIA berjanji selalu menyertai
Tuhan tak pernah janji, jalan selalu rata
Tetapi DIA berjanji memberi kekuatan
Jangan pernah menyerah, jangan berputus asa
Mujizat Tuhan ada saat hati menyembah
Jangan pernah menyerah, jangan berputus asa
Mujizat Tuhan ada bagi yang setia dan percaya. 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home