Amina Sboui Aktivis Perempuan Tunisia Dibebaskan
TUNIS TUNISIA, SATUHARAPAN.COM - Amina Sboui, seorang aktivis perempuan Tunisia yang tergabung dalam kelompok feminis Femen, dibebaskan dari penjara pada hari Kamis (1/8). Amina Sboui menunggu pengadilan atas dirinya karena menajiskan kuburan.
Amina Sboui, 18 tahun, meninggalkan penjara perempuan di Sousse, selatan Tunis. Dia telah ditahan sejak 19 Mei, dan para pendukungnya mengeluarkan foto dirinya dengan membuat tanda kemenangan setelah dia dibebaskan.
"Dia bersama keluarganya," kata pengacaranya, Ghazi Mrabet. Dia mengatakan dia berharap peraturan dibuat untuk menjaga keamanan Amina Sboui. Hal ini disebabkan kelompok Islam radikal mengancamnya sebelumnya.
Beberapa jam sebelumnya, peradilan Tunisia memerintahkan pembebasan aktifis itu menjelang persidangan.
Pengacara lainnya, Halim Meddeb, menggambarkan langkah pengadilan sebagai kejutan besar.
Aktifis itu menghadapi persidangan karena mencoretkan kata Femen pada tembok makam sebagai protes atas pertemuan kelompok radikal Sunni Salafi Muslim yang direncanakan di pusat kota Kairouan.
Ibu Amina Sboui itu mengungkapkan kegembiraannya dalam siaran pers. Dia mengatakan, “Akhirnya dia berada dalam pelukanku. Pengadilan telah menunjukkan dirinya independen.”
Amina Sboui memicu skandal dan gelombang dukungan online setelah dia diancam kelompok Islam garis keras Tunisia yang semakin aktif karena mengunggah foto telanjang dada dirinya di Facebook awal tahun ini.
Keluarganya mengatakan dia menderita depresi kronis dan memiliki kecenderungan bunuh diri. Keluarganya mencegahnya pergi dan menyatakan keselamatan dirinya sedang dipertaruhkan.
Tetapi perempuan muda itu menuduh saudaranya memeluknya di tahanan dan memukulinya. Dia kabur dari rumah pada bulan April dan teratur muncul di depan publik sebelum penahanannya pada bulan Mei, meskipun tidak pernah telanjang dada.
Gerakan Femen, didirikan di Ukraina dan sekarang berbasis di Paris. Gerakan feminis ini berkembang sejak tahun 2010. Femen bersama dengan feminis di seluruh dunia yang menanggalkan pakaiannya dalam melakukan protes pelbagai isu terkait penganiayaan perempuan dan melawan kediktatoran. Mereka dikenal dengan aksi demonstrasi telanjang dada.
Pada akhir bulan Mei, tiga aktivis Femen, dua dari Perancis dan seorang Jerman ditangkap setelah mengeluarkan payudara mereka di luar gedung pengadilan utama Tunis dalam demonstrasi mendukung Amina.
Penangkapan ketiga perempuan memicu kecaman internasional dan mereka dibebaskan sebulan kemudian. (al Arabiya)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...