Amnesty Desak Pemberontak Yaman Bebaskan Anggota Baha’i
DUBAI, SATUHARAPAN.COM - Amnesty International mendesak pemberontak Houthi yang mengendalikan beberapa bagian wilayah Yaman untuk membebaskan 27 anggota agama minoritas Baha’i di ibu kota itu tanpa tuntutan.
Kelompok HAM hari Rabu (18/8) mengecam penangkapan itu sebagai “kasus penganiayaan terang-terangan terhadap agama minoritas."
Petugas bersenjata dari badan intelijen Yaman yang berafiliasi dengan pemberontak di Sanaa menyerbu sebuah tempat ibadah komunitas Baha’I pada 10 Agustus dan menangkap 65 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, ungkap Amnesty.
Meski beberapa di antaranya telah dibebaskan, 27 orang ditahan tanpa tuduhan selama sepekan, dilarang menerima kunjungan pengacara atau keluarga, ungkap kelompok yang berbasis di London tersebut.
Beberapa penangkapan lain dilakukan pada hari Selasa (16/8), tambahnya.
“Penangkapan secara sewenang-wenang terhadap orang-orang Baha’i yang tidak melakukan apa-apa selain menggelar acara damai tidak dapat dibenarkan,” tutur Magdalena Mughrabi dari Amnesty.
Dia mendesak kelompok Houthi untuk “mengakhiri aksi penganiayaan mereka terhadap kaum minoritas dan menghormati hak kebebasan beragama.”
Komunitas Baha’i, yang juga menjadi sasaran di Iran, menganggap Bahaullah, seorang pria Iran yang lahir pada 1817, sebagai nabi terbaru yang diutus Tuhan.
Ajaran agama tersebut dianggap oleh Iran sebagai “bidah” dan “mata-mata” yang berhubungan dengan Israel, karena markas mereka berada di kota Israel bagian utara, Haifa. (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...