Hari Kemanusiaan Dunia 2016, Satu untuk Kemanusiaan

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Hari Kemanusiaan Dunia (WHD), diadakan setiap tahun pada tanggal 19 Agustus, sebagai penghargaan untuk sukarelawan yang telah mempertaruhkan hidup mereka dalam pelayanan kemanusiaan dan yang telah melakukan advokasi menuju dunia yang lebih manusiawi.

"Satu untuk Kemanusiaan" adalah tema hari kemanusiaan tahun ini. Dengan tema tersebut, WHD akan mempromosikan agenda kemanusiaan dan komitmen yang dibuat pada KTT di Istanbul yang akan membantu 130 juta orang di seluruh dunia yang membutuhkan bantuan. "Satu untuk Kemanusiaan" akan menunjukan manusia dapat bersama-sama saling berbagi dan menciptakan tanggung jawab bersama untuk sesamanya yang paling miskin dan yang tertinggal.

WHD 2016 akan tetap meneruskan kampanye #ShareHumanity yang dimulai tanggal 19 Agustus tahun lalu, yang mengimbau para pemimpin dunia untuk menghadiri KTT dan komitmen untuk bekerja.

Agenda Acara Satu Kemanusiaan

WHD ditandai setiap tahun, dengan mengadakan beberapa acara di seluruh dunia. PBB dan mitranya akan mengorganisasi acara tersebut.

Pada tanggal 19 Agustus, di New York, acara khusus akan diadakan di Majelis dari pukul 06:30-21:00, antara lain,  pertunjukan musik dan pidato oleh Chimamanda Ngozi Adichie, Natalie Dormer, Leslie Odom Jr., Alisan Porter, Mohammed Assaf, Yasmine Al Masri dan Harlem Gospel Choir.

WHD akan meluncurkan game The World You’d Rather, dalam bentuk kuis kemudian dapat berbagi grafis di media sosial, atau dengan membuat  tweet untuk pemimpin dunia dan mereka akan memperoleh informasi agenda acara "Satu untuk Kemanusiaan". Selain itu akan ada pemutaran film dokumenter 'Anak-anak Suriah', upacara peletakan karangan bunga akan diselenggarakan pada 19 Agustus di pintu masuk Markas Besar PBB, untuk menghormati sukarelawan yang meninggal dalam pelayanan kemanusiaan.

Pameran fotografi When I Grow Up' akan diadakan The General Assembly Visitors Hall Markas Besar PBB di New York dari 8 Agustus - 14 Oktober yang mendokumentasikan kehidupan mereka yang terkena dampak konflik dan bencana. (un.org)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum