Amnesty International Bekukan Operasinya di India
BANGALORE, SATUHARAPAN.COM - Amnesty Internasional menyatakan menghentikan operasinya di India setelah pemerintah membekukan rekening banknya.
Organisasi itu menyatakan aksi tersebut merupakan bagian dari “upaya mencari-cari kesalahan yang tak henti-hentinya terhadap organisasi hak asasi manusia”.
Dalam pernyataannya, Selasa (29/09), Amnesty menyatakan terpaksa memberhentikan karyawannya di India dan “menghentikan sementara seluruh kampanye dan penelitiannya” setelah mengetahui rekeningnya dibekukan atas tuduhan pelanggaran finansial.
Organisasi itu menyebut tuduhan tersebut tidak berdasar dan telah mematuhi seluruh undang-undang India.
Pemerintah belum berkomentar terhadap perkembangan itu namun pernah mengatakan pada masa lalu bahwa organisasi itu sedang diinvestigasi atas tuduhan pelanggaran undang-undang India terkait pendanaan asing.
Amnesty International menyatakan dijadikan sasaran karena meminta pertanggungjawaban terhadap pelanggaran hak asasi di India.
“Penindakan keras terus menerus terhadap Amnesty International India selama dua tahun terakhir dan pembekuan rekening bank bukanlah tidak disengaja,“ kata Avisnash Kumar, direktur eksekutif Amnesty International India.
Dalam dua laporan terbarunya, Amnesty menuduh polisi di New Delhi terlibat pelanggaran hak asasi dalam kerusuhan mematikan antara umat Hindu dan Muslim yang mengguncang ibu kota India pada bulan Februari.
Kelompok itu juga meminta pemerintah untuk membebaskan tokoh-tooh politik, aktivis dan jurnalis yang ditahan di Kashmir yang dikuasai India setelah status kawasan khususnya dicabut pada bulan Agustus lalu.
Ini bukan kali pertama kelompok itu mendapati rekeningnya dibekukan. Pada tahun 2018, rekening bank Amnesty International dibekukan menyusul penggerebekan oleh sebuah unit kejahatan keuangan.
Atas perintah pengadilan, akses terhadap rekening itu dibuka kembali. Setahun berikutnya, kantor Amnesty International kembali digerebek. (VOA)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...