Armenia: Tidak Tepat Rusia Mediasi Pembicaraan Damai dengan Azerbaijan
YEREVAN, SATUHARAPAN.COM-Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, mengatakan bahwa tidak tepat pada pembicaraan damai dengan Azerbaijan di bawah mediasi Rusia, karena karena kontak senjata memperebutkan wilayah Nagorno Karabakh yang memisahkan diri telah memasuki hari keempat.
Armenia dan Azerbaijan mengabaikan seruan internasional untuk gencatan senjata atas Karabakh, wilayah etnis Armenia yang memisahkan diri dari Azerbaijan pada 1990-an. Keduanya juga mengklaim telah menimbulkan kerugian besar pada pasukan lawan.
Armenia dan Azerbaijan telah dirundung konflik selama beberapa dekade dalam sengketa wilayah Karabakh, dan saling menyalahkan karena memicu bentrokan sengit pada hari Minggu (27/9).
"Sangat tidak tepat untuk berbicara tentang pertemuan puncak antara Armenia, Azerbaijan dan Rusia pada saat permusuhan intensif," kata Pashinyan kepada kantor berita Rusia Interfax, hari Rabu (30/9). "Suasana dan kondisi yang cocok diperlukan untuk mulai negosiasi."
Dia mengatakan Armenia "pada saat ini" tidak berencana untuk meminta intervensi dalam konflik oleh aliansi militer yang dipimpin Rusia, Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif ( Organisation of the Collective Security Treaty) yang terdiri dari beberapa bekas republik Soviet termasuk Armenia.
Ada 98 korban meninggal yang dikonfirmasi dalam pertempuran itu; 81 separatis Armenia dan 17 warga sipil di kedua sisi, termasuk perempuan dan anak-anak, menurut laporan AFP.
Klaim Azerbaijan
Kementerian pertahanan Azerbaijan mengatakan bahwa "pertempuran sengit terus berlanjut" pada hari Rabu, mengklaim bahwa pasukannya telah menewaskan 2.300 tentara separatis sejak permusuhan meletus hari Minggu.
Kementerian itu mengatakan pasukannya telah "menghancurkan 130 tank, 200 unit artileri, 25 unit anti pesawat, lima depot amunisi, 50 unit anti tank, 55 kendaraan militer" serta peluru kendali permukaan jarak jauh S-300 produksi Rusia milik Armenia, dan sistem rudal udara.
Dikatakan kelompok separatis telah "menyerang kota Terter, menargetkan warga sipil dan infrastruktur sipil."
Kementerian pertahanan Karabakh, mengatakan pasukan Azerbaijan "melanjutkan penembakan artileri" dari posisi separatis di sepanjang garis depan 180 kilometer Karabakh" pada Rabu pagi.
Editor : Sabar Subekti
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...