Anang “Aku Sih Yes” Melenggang Ke Senayan
JEMBER, SATUHARAPAN.COM - Di tengah Rapat Pleno Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPD, dan DPRD Tingkat kabupaten/kota, sejumlah calon anggota legislatif (caleg) sudah mendapat titik terang akan nasib mereka. Salah satunya, Anang Hermansyah, pria yang terkenal dengan ucapan “Aku Sih Yes” kala menjadi juri ajang pencarian bakat, Indonesian Idol, itu meraih suara cukup signifikan dan diprediksi akan melenggang ke Senayan sebagai wakil rakyat.
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Drajad Wibowo, menyambut gembira hasil yang diperoleh Caleg PAN yang maju melalui Dapil Jawa Timur (Jatim) IV tersebut.
"Kita tahu daerah Jatim, terutama daerah Tapal Kuda, merupakan daerah yang kering, dalam arti pada beberapa pemilu kami belum pernah mendapatkan perwakilan dari sana dan calon-calon yang ditempatkan, dari berlatar belakang akademisi hingga Muhammadiyah, tak ada yang tembus," ucap Drajad, seperti dilansir dari bbc.co.uk.
"Jika menggunakan tolak ukur akademis, masyarakat pasti mempertanyakan kualitas Mas Anang, namun menurut saya profesionalitas dia tak kalah dengan profesor, ia orang yang sangat memahami dunianya," Drajad menambahkan
Berbanding terbalik dengan Anang, caleg petahana PDI Perjuangan di Dapil Jatim VI, Eva Kusuma Sundari, diprediksi akan gagal kembali menghuni kursi DPR-RI, karena ia hanya memperoleh 43.000 suara, jauh di bawah target 60.000 suara.
"Saya sudah bergerak sejak lama, sebelum caleg lainnya ikut turun. Saya turun lebih awal karena ingin melawan politik uang atau amplop. Saya sengaja tak menggunakan cara itu, tapi ternyata caleg-caleg yang turun di saat terakhir dan membagi-bagikan duit lebih efektif," kata Eva.
Politik Uang Jadi Juara
Menanggapi hasil yang kurang memuaskan itu, Eva mengaku ikhlas dan bangga karena dirinya tetap berhasil mendulang banyak suara meski tanpa transaksi amplop.
"Ini realitas bagi saya karena banyak yang menyukai cara instan ternyata, tanpa harus kerja, tanpa harus turun ke lapangan, dapat suara banyak," ucap Caleg PDIP nomor urut tiga, Dapil Jatim VI itu.
Menanggapi fenomena tersebut, pengamat dari Parliament Watch Sebastian Salang mengatakan ini menunjukkan penurunan kualitas pemilu tahun ini.
"Ada dua faktor yang membuat orang memberikan hak suaranya dalam pemilu kali ini. Pertama, popularitas, dan kedua, kekuatan uang. Pemilu 2014 sangat mengkhawatirkan karena orang memilih karena faktor kekuatan uang, sedangkan popularitas juga harus didukung uang," kata Sebastian.
Menurutnya, hal tersebut berdampak tidak menguntungkan bagi para caleg bersih yang menggunakan cara-cara ideal untuk mendulang suara dalam penyelenggaraan pemilu.
"Mereka mencoba untuk mengembangkan politik tanpa politik uang, artinya mereka mengharapkan apresiasi masyarakat, karena mereka sudah bekerjadengan maksimal. Namuni fakta di lapangan berkata lain, apa yang mereka lakukan kalah dengan orang yang menggunakan kekuatan finansial. Kalau dengar pengakuan Eva misalnya, itu menunjukkan hal yang sama, bahwa dia kalah akibat politik uang," Sebastian menambahkan.
Meski demikian, ia mengingatkan caleg-caleg yang berasal dari kalangan artis, agar bisa membuktikan bahwa dirinya bisa bekerja untuk rakyat.
"Rieke Dyah Pitaloka dan Nurul Arifin itu bagus, tapi kan banyak juga yang tidak terlihat," tutup pengamat dari Parliament Watch itu. (bbc.co.uk)
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...