Anggaran Sementara AS Disetujui, Pasar Menanggapi Positif
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM – Senat pada Rabu malam (Kamis pagi WIB 17/10)menyetujui langkah yang mengakhiri penutupan pemerintah Amerika Serikat dan mencegah kemungkinan default (gagal bayar). Wallstreet naik 1,4%.
Rancangan undang-undang yang disahkan dengan 81-18 dukungan bipartisan yang luas itu saat ini diajukan ke DPR AS, kurang dari empat jam sebelum tenggat waktu 17 Oktober saat Kementerian Keuangan mulai kehabisan uang untuk membiayai kewajibannya.
Ketua DPR John Boehner mendesak pemilih untuk memvoting langkah itu, yang membuka kembali pemerintahan dan membiayai operasi federal hingga 15 Januari.
Namun yang lebih penting bagi pasar global, rencana tersebut juga dapat memperpanjang kewenangan meminjam AS hingga 7 Februari, mengakhiri ancaman Kementerian Keuangan dapat mengalami gagal bayar untuk pertama kali.
Kongres yang terbagi-bagi menjadi beberapa kubu telah menemui kebuntuan selama sebulan tentang bagaimana mendanai pemerintah dan menghilangkan ancaman default.
“Anggota senat bipartisan mengambil kesempatan tersebut dan memecahkan kebuntuan ini,” kata anggota Senat dari Demokrat, Dick Durbin.
Penegasan Harry Reid
Pemimpin Mayoritas Senat Harry Reid pada Rabu mengatakan bahwa kesepakatan telah dicapai dengan para pemimpin Republik untuk mengakhiri kebuntuan fiskal yang mengancam Amerika Serikat dengan gagal bayar (default).
Reid, berbicara dari lantai Senat, mengatakan kesepakatan menyerukan pembukaan kembali kegiatan pemerintah federal dengan anggaran sementara sampai 15 Januari dan memperpanjang otoritas pinjaman AS sampai 7 Februari.
"Kompromi yang kami capai akan memberikan perekonomian kita dengan stabilitas yang sangat dibutuhkan," kata Reid.
Senator Mitch McConnel, dari Republik, menyusul, mengonfirmasikan perjanjian, yang harus disetujui oleh Senat dan DPR yang dikuasai Partai Republik.
Otoritas pinjaman AS berada di jalur untuk berakhir pada tengah malam, dan tanpa sebuah perjanjian tersebut Amerika Serikat mengalami risiko gagal bayar yang berpotensi memiliki konsekuensi menghancurkan.
Wall Street Tanggapi Positif
Sebuah kesepakatan 11 jam untuk mengakhiri penutupan kegiatan pemerintah dan menaikkan pagu utang AS memicu reli kuat di Wall Street pada Rabu malam (Kamis pagi WIB), dengan kenaikan hampir 1,4%.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 205,82 poin (1,36%) menjadi 15.373,83.
Indeks lebih luas S&P 500 naik 23,48 poin (1,38%) menjadi 1.721,54, dan indeks komposit Nasdaq naik 45,42 poin (1,20%) pada 3.839,43.
Meskipun itu bukan kesepakatan yang benar-benar selesai—keputusan akhir masih diperlukan di kedua majelis di Kongres pada Rabu malam—itu diharapkan akan mengakhiri krisis yang telah membuat pasar global terkesima pada Kamis.
"Perjanjian ini akan mencegah gagal bayar (default) utang pemerintah dan belanja serta membuka kembali kegiatan pemerintah yang sebelumnya ditutup," kata Gary Thayer dari Wells Fargo Advisors.
"Namun, kompromi ini tidak menyelesaikan semua masalah anggaran, hanya memberikan penangguhan sementara. Namun demikian, mengurangi risiko gagal bayar yang bisa membantu mengangkat sentimen dan meningkatkan kegiatan ekonomi dalam jangka pendek."
Bank-bank besar memimpin kenaikan: Bank of America mengalahkan perkiraan keuntungan untuk kuartal ketiga, naik 2,3%, Citigroup naik 4,1% dan JPMorgan Chase naik 3,2%.
Di saham teknologi Nasdaq, Facebook memimpin dengan kenaikan 3,3% sementara Google naik 1,8%.
Komponen Dow Intel naik 1,3% meskipun memangkas perkiraan laba untuk sisa tahun ini.
Saham Apple ditutup 0,5% lebih tinggi meskipun ada laporan bahwa mereka telah memotong kembali pesanan untuk iPhone baru 5C disebabkan oleh penurunan permintaan telepon pintar di pasar.
Harga obligasi melonjak karena berita kesepakatan Washington. Imbal hasil obligasi negara AS bertenor 10-tahun turun menjadi 2,67% dari 2,72% pada akhir Selasa, sementara pada obligasi 30-tahun turun menjadi 3,72% dari 3,78%. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik. (AFP/Antara)
Polusi Udara Parah, Pengadilan India Minta Pembatasan Kendar...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan tinggi India pada hari Jumat (22/11) memerintahkan pihak berwe...