Surat Gembala Uskup Agung Jakarta: Menyantap Makanan Sejauh Dibutuhkan

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gereja Katolik ikut memperingati Hari Pangan Sedunia yang diperingati setiap tanggal 16 Oktober. Peringatan ini sebagai bagian wujud keterlibatan gereja di tengah kecemasan dan keprihatinan dunia.

Uskup Keuskupan Agung Jakarta Suharyo melalui Surat Gembala untuk memperingati Hari Pangan Sedunia 2013 ini mengulang kembali pesan Paus Fransiskus pada 5 Juni 2013 lalu untuk menghindari pemborosan makanan. Seperti menyia-nyiakan dan membuang makanan. Karena tindakan itu sama halnya dengan merampok orang-orang miskin dan lapar. Merampok orang-orang miskin dan lapar merupakan ketiadaan kesadaran akan tanggung jawab sosial. Seperti disebutkan Uskup Agung Suharyo,”Nabi Amos mengecam keras sikap orang-orang yang merasa puas dengan melakukan kewajiban-kewajiban dan ritual ibadah serta merasa nyaman dengan harta dan kekayaan mereka yang bebas mereka gunakan tanpa kesadaran akan tanggung jawab sosial.”

Kisah orang kaya dan Lazarus dalam Injil Lukas juga memberikan pesan supaya kebutuhan orang miskin seperti Lazarus dipenuhi sehingga terangkat martabatnya. Orang kaya dalam perumpamaan itu juga mesti diasah agar mereka tidak hanya kaya dalam harta dunia tetapi dalam kemurahan dan kebajikan. “Dengan demikian semua warga Gereja baik yang kaya maupun yang miskin akan berkembang sebagai manusia Allah sebagaimana dikatakan oleh Rasul Paulus,” seperti tersebutkan dalam Surat Gembala.

Uskup Agung Suharyo juga mengingatkan untuk bertindak konkret dengan tidak saja menyisakan makanan, tetapi juga membuang-buang air. Karena air bersih di wilayah Keuskupan Agung Jakarta semakin sulit diperoleh dan mahal.

Surat Gembala ini juga menyerukan untuk menolak godaan menyantap makanan yang terasa enak. Karena makanan enak belum tentu sehat bagi tubuh manusia. Berpikir sejenak sebelum makan dan memilih menyantap makanan yang sehat sertadibutuhkan tubuh justru dapat turut membantu menyelamatkan bumi. 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja