DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja
19:06 WIB | Kamis, 28 November 2013
Angola Bantah Melarang Islam setelah Diprotes
LUANDA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Angola pada Selasa (26/11) membantah telah melarang Islam dan masjid di negaranya, setelah spekulasi yang memicu kemarahan di kalangan umat Islam di seluruh dunia.
"Tidak ada perang di Angola melawan Islam atau agama lain, "kata Manuel Fernando, direktur Institut Nasional untuk Urusan Agama, bagian dari kementerian kebudayaan.
"Tidak ada posisi resmi yang menargetkan penghancuran atau penutupan tempat ibadah mereka," kata Fernando pada AFP.
Laporan bahwa Angola, sebuah negara Katolik tradisional yang taat, akan menindak Muslim telah menarik kecaman dari Organization of Islamic Cooperation dan yang lainnya.
Di Mesir, mufti Shawqi Allam mengatakan langkah tersebut akan menjadi sebuah "provokasi tidak hanya untuk umat Islam di Angola tetapi untuk lebih dari 1,5 miliar Muslim di seluruh dunia".
Angola negara di Afrika bagian selatan yang kaya minyak memiliki populasi sekitar 18 juta orang, beberapa ratus ribu di antaranya adalah Muslim.
Organisasi-organisasi keagamaan yang mengajukan akreditasi di Angola, yang disetujui ada 83, semua dari Kristen.
Pada bulan Oktober kementerian kehakiman menolak aplikasi akreditasi 194 organisasi, termasuk salah satunya dari komunitas Islam.
David Ja, juru bicara Muslim Angola, menantang penjelasan pemerintah dan mengatakan bahwa sejumlah masjid sudah ditutup.
Ja mengutuk apa yang ia sebut sebagai "penganiayaan politik" dan "intoleransi agama."
"Masjid ditutup pekan lalu di Huambo (di selatan) dan pekan ini kami telah mengalami tekanan mengenai sebuah masjid di Luanda," kata dia.
Menurut kementerian budaya penutupan ini terkait dengan kurangnya persyaratan sertifikat tanah yang diperlukan, izin bangunan atau dokumen resmi lainnya. (alarabiya.net)
BERITA TERKAIT
KABAR TERBARU
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...