Armenia Akui Genosida Assyria oleh Turki
YEREVAN, SATUHARAPAN.COM – SEYFO Center, sebuah pusat penelitian tentang genosida di Armenia akhirnya menyampaikan bahwa Armenia secara resmi mengakui adanya genosida terhadap warga Assyria oleh kekaisaran Ottoman, Turki pada 100 tahun lalupada hari Selasa (24/3), seperti dilaporkan oleh ankawa.com.
Pusat irtu menyebutkan bahwa pada tahun 1915, selama Perang Dunia Pertama, pasukan Turki dan Kurdi melancarkan kampanye genosida untuk memusnahkan orang-orang Asyur (Assyria) yang tinggal di Kekaisaran Ottoman,Turki.
Pemusnahan etnis dan agama itu berlangsung pada kurun 1915-1923 dan dikenal oleh warga Assyria di seluruh dunia sebagai "Seyfo," yang berarti pedang.
Inti dari serangan itu adalah mewujudkan rencana yang lebih besar untuk pembersihan etnis dan agama oleh negara Turki dan sekutunya, Kurdi, yang bersekongkol dan membunuh jutaan warga Assyria, Armenia dan Yunani pada satu abad lalu selama puncak Perang Dunia Pertama.
Hitler dan Talat Pasha
Keturunan korban genosida yang selamat sekarang menggelar kampanye global untuk mendapatkan pengakuan internasional terhadap Seyfo, dan menuntut permintaan maaf resmi dari Republik Turki atas perannya dalam pembunuhan jutaan orang.
Sabri Atman, direktur SEYFO Center, menagatakan, "Hari ini, 24 Maret 2015, sejarah yang ditulis ulang di Yerevan, ibu kota Republik Armenia, sebagai bangsa yang secara resmi mengakui periode yang mengerikan dan memalukan dalam sejarah. Republik Armenia memutuskan untuk mengakui Genosida Assyria dan Yunani, (Seyfo), dan mendorong (warga) Asyur di mana-mana untuk memperkuat dan melanjutkan perjuangan untuk mendapatkan pengakuan Seyfo oleh masyarakat internasional. Kami menghargai Republik Armenia untuk mengambil posisi yang paling manusiawi dan berprinsip ini."
Dikatakan bahwa pengakuan tentang Genosida Assyria juga merupakan tantangan bagi Turki dan pasukan Sosialis Nasional-nya yang masih mengagumi tokoh sejarah Talat Pasha, seperti Adolf Hitler.
"Talat Pasha," kata Atman, "Adalah orang yang bertugas di berbagai posisi itinggi pemerintah di negara Turki selama Perang Dunia Pertama, adalah arsitek utama dari genosida terhadap orang Armenia, Assyria dan Yunani. Dia adalah penjahat perang dalam skala mengerikan dan harus dilihat dalam sorotan yang sama seperti Hitler, Himmler atau Eichmann." (para pejabat penting Nazi Jerman pada masa Perang Dunai II-Red.)
Sampai saat ini, 21 negara telah secara resmi mengakui Genosida Armenia yang merupakan bagian dari Genosida Seyfo. SEYFO Center akan melanjutkan upaya itu sampai semua negara-negara dan masyarakat internasional mengakui bahwa warga Assyria dan Yunani yang juga menjadi korban dalam genosida yang sama.
SEYFO Center merupakan pusat penelitian internasional yang ditujukan untuk penelitian dan dokumentasi isu-isu kontemporer yang berkaitan dengan sejarah, politik, sosial dan budaya masyarakat Asyur di seluruh dunia. Ini penelitian dilakukan untuk mendokumentasikan masa lalu dan peristiwa terkini dan menganalisis dampaknya terhadap individu dan lembaga di wilayah penduduk Asyur dan yang dalam diaspora.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...