Armenia Dukung Nagorno Karabakh Tentukan Nasib Sendiri
BERLIN, SATUHARAPAN.COM – Wilayah Nagorno Karabakh yang secara yuridis masih berada dalam negara Azerbaijan harus mampu menentukan masa depannya.
“Mereka ingin menentukan nasib dan masa depan mereka sendiri,” kata Presiden Armenia Serzh Sargsyan setelah melakukan dialog dengan Kanselir Jerman Angela Merkel di Berlin, hari Rabu (6/4) seperti diberitakan Euro News.
Sargsyan mengemukakan masyarakat dunia harus mengakui wilayah separatis Nagorno Karabakh. “Mereka hanya mengharapkan satu hal dari masyarakat dunia, yaitu pengakuan atas hak mereka,” kata Sargsyan.
Sedikitnya 75 orang tewas dalam pertempuran atas wilayah Nagorno Karabakh yang mencapai puncaknya pada Jumat pekan lalu. Nagorno Karabakh merupakan wilayah Azerbaijan yang diduduki oleh separatis etnis Armenia dalam perang pada awal 1990-an.
Militer Azerbaijan mengklaim berhasil merebut sejumlah kawasan strategis di Nagorno Karabakh. Ini merupakan perebutan wilayah pertama sejak gencatan senjata yang mengakhiri perang antara kedua belah pihak pada 1994.
Kedua belah pihak saling tuduh menjadi pihak yang memicu konflik dan hal itu memicu kekhawatiran meluasnya konflik serta melibatkan Rusia dan Turki.
Sargsyan menuding Azerbaijan secara sepihak merusak perdamaian dengan melakukan tindakan agresif dan menimbulkan ancaman keamanan di kawasan.
Ia juga mengecam Rusia. Meski menjual senjata kepada kedua negara, Rusia memiliki hubungan militer dan pangkalan di Armenia dan memiliki hubungan yang jauh lebih erat dengan Yerevan.
“Rasanya menyakitkan bagi kami Rusia dan negara-negara lain menjual senjata kepada Azerbaijan,” kata Sargsyan.
Beberapa waktu lalu, sebuah drone buatan Israel terbang di atas wilayah Nagorno-Karabakh – seperti dikutip dari situs berita Israel, Haaretz – surat kabar tersebut menjelaskan bahwa drone tersebut bisa menjadi salah satu contoh senjata yang digunakan dalam pertempuran.
Artsrun Hovhannisyan, juru bicara Kementerian Pertahanan Armenia menegaskan drone tersebut menargetkan bus yang diisi beberapa sukarelawan asal Armenia. (euronews.com/haaretz.com).
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...