AS dan Inggris Masih Ragu Gunakan Opsi Militer Di Suriah
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN - Presiden AS Barack Obama menyimpulkan pemerintah Suriah berada di balik serangan senjata kimia mematikan terhadap warga sipil di pinggiran kota Damaskus pekan lalu. Sayangnya untuk mendukung pernyataannya, Obama tidak dapat menghadirkan bukti langsung keterlibatan pemerintahan Suriah dalam serangan tersebut.
"Kami menyimpulkan bahwa pemerintah Suriah pada kenyataannya dilakukan ini, dan jika benar demikian, maka perlu ada konsekuensi internasional yang akan diterima pemerintahan Assad," kata Obama.
Namun, dalam wawancara dengan Public Broadcasting Service (PBS), Rabu (26/6), Obama belum memutuskan apakah akan melakukan intervensi militer terhadap Suriah. “Saya masih mempelajari setiap kemungkinan, artinya opsi intervensi militer masih sangat mungkin diambil,” ujar Obama.
Obama menyikapi penggunaan senjata kimia yang dilakukan rezim Assad dengan sangat jelas dan tegas. “Sikap kami sangat jelas dan tegas. Kami sangat mengecam tindakan tersebut. Saat ini yang menjadi prioritas kami adalah menciptakan stabilitas di Suriah dan Timur Tengah pada umumnya,” kata Obama.
Obama menilai, penggunaan senjata kimia di Suriah sangat mempengaruhi kepentingan nasional AS, dan tujuan dari aksi militer terbatas di Suriah untuk mencegah penggunaan senjata kimia di masa depan.
Kebuntuan di Dewan Keamanan PBB
Sementara itu di Dewan Keamanan PBB terjadi perbedaan sikap yang cukup tajam. Perbedaan tersebut terkait pembentukan koalisi internasional untuk menginvasi Suriah.
Sebelumnya pada hari Rabu, (26/8) lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB gagal mencapai kesepakatan mengenai rancangan resolusi untuk penggunaan kekuatan militer di Suriah. Rusia, seperti sudah diketahui keberatan dengan intervensi internasional terhadap Suriah, terutama dilakukan dengan opsi militer.
Inggris sendiri nampaknya masih belum mempertimbangkan penggunaan opsi militer di Suriah. Perdana Menteri Inggris David Cameron berjanji kepada anggota parlemen Inggris, dirinya tidak akan memerintahkan tentaranya untuk menggempur Suriah sampai tim senjata kimia PBB di Suriah melaporkan hasil temuannya.
Cameron sendiri menyerukan kepada parlemen untuk diadakan pertemuan darurat pada hari ini untuk memilih mendukung atau menolak aksi internasional terhadap Suriah.
Beberapa anggota parlemen AS menyarankan Obama untuk terlebih dahulu meminta persetujuan kongres mengenai penggunaan aksi militer. Ketua DPR AS John Boehner telah mengirim surat peringatan kepada Obama tentang konsekuensi yang akan dihadapi AS apabila intervensi militer terhadap Suriah dilaksanakan.
Boehner mengatakan, tidak ada dasar dapat digunakan Obama untuk melakukan intervensi militer di Suriah. “Setiap tindakan militer yang dilakukan AS terhadap negara lain harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat Amerika dan anggota parlemen AS,” kata Boehner.
Sekjen PBB Ban Ki-moon mengharapkan adanya persamaan persepsi antara negara-negara anggota tetap DK PBB. “Saya mendukung penuh inspektur PBB di Suriah untuk menyelesaikan pekerjaan mereka sesegera mungkin,” ujar Ban. (alarabiya.com / alljazeera.com)
Editor : Sabar Subekti
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...