PBB: Solusi Diplomatik untuk Suriah, Bukan Militer
DEN HAAG, SATUHARAPAN.COM - Di tengah eskalasi konflik di Suriah terkait penggunaan senjata kimia, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Ban Ki -moon, mendesak anggota Dewan Keamanan untuk mencari semua opsi diplomatik untuk membawa semua pihak di Suriah bersedia ke meja perundingan.
Ban Ki-moon menekankan untuk tidak menggunakan solusi militer dalam mengatasi krisis di sana. “Kita harus mencari segala cara agar para pihak maju ke meja perundingan," kata Ban dalam sambutannya pada upacara menandai seratus tahun Istana Perdamaian di Den Haag, Rabu (28/8).
"Di sini, di Istana Perdamaian, mari kita katakan: Berikan kesempatan pada damai. Berikan kesempatan pada diplomasi. Hentikan pertempuran dan mulai berdialog."
Solusi Diplomatik untuk Suriah, Bukan Militer
Ban menyerukan kepada Dewan Keamanan untuk menegakkan tanggung jawab moral dan politik di bawah Piagam PBB dengan memastikan solusi damai melalui tindakan terpadu.
"Suriah adalah tantangan terbesar dari perang dan perdamaian di dunia saat ini. PBB dipercayakan untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional tidak boleh hilang dalam tugas ini," kata dia. "Dewan Keamanan harus, pada akhirnya, menemukan kesatuan untuk bertindak. Hal ini harus dengan menggunakan kewenangannya untuk menciptakan perdamaian."
Ban mengatakan bahwa penggunaan senjata kimia dalam keadaan apapun akan merupakan "pelanggaran yang mengerikan terhadap hukum internasional.” Dan dia menambahkan bahwa inspektur PBB di lapangan saat ini sedang menyelidiki masalah ini dan harus diberi waktu untuk membuktikan fakta-fakta dan menunjukkan temuan mereka.
"Hanya beberapa hari setelah serangan itu, mereka telah mengumpulkan sampel berharga dan mewawancarai korban dan saksi . Tim membutuhkan waktu untuk melakukan tugasnya, " kata Ban. Ban menekankan bahwa tidak ada solusi militer untuk konflik. Dan menekankan bahwa solusi militer hanya akan menambah kekerasan di dalam negeri Suriah.
"Untuk mereka yang memberikan senjata kepada kedua pihak, kita harus bertanya: apa yang dihasilkan oleh senjata, kecuali pertumpahan darah? Logika militeristik memberi kita sebuah negara di ambang kehancuran total, sebuah daerah di tengah kekacauan dan ancaman global. Mengapa menambahkan lebih banyak bahan bakar ke dalam api?"
Sekjen PBB menyatakan dukungan untuk upaya Utusan Khusus Bersama untuk Liga Arab dan PBB, Lakhdar Brahimi, yang telah bekerja sama dengan Amerika Serikat dan Rusia. Upayanya untuk membawa para pihak bersama-sama di sebuah konferensi yang diusulkan di selenggarakan di Jenewa untuk menemukan solusi politik bagi Suriah.
"Perang telah menciptakan generasi yang hilang dari anak-anak dan orang muda. Ibu, ayah, dan keluarga menghadapi memburuknya hari depan hiduop mereka dari hari ke hari, " kata Ban. "Orang-orang Suriah layak menemukansolusi, dan tidak diam."
Angin Pahit Musim Semi Arab
"Istana ini memfungsikan kursi hukum, dan namanya berbicara tentang perdamaian. Ketika saya berpikir tentang perdamaian saat ini, pikiran saya tertuju pada negara-negara, terutama orang-orang yang terjebak dalam konflik," kata Ban Ki-moon.
Dia menyebut situasi di Republik Demokratik Kongo (DRC) dan menekankan bahwa PBB terus mendukung perjanjian damai baru yang memberikan kesempatan terbaik untuk mengakhiri siklus kekerasan yang berkepanjangan.
Adapun tentang Mesir, di mana kekerasan dan polarisasi telah membawa angin pahit pada “Musim Semi Arab “ (Arab Spring), dia mengimbau semua orang Mesir untuk menahan diri secara maksimum. Mereka diminta menghidupkan kembali proses politik dan menyelesaikan perbedaan secara damai melalui dialog. (un.org)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...