AS dan Turki Gagal Jembatani Perbedaan Terkait NIIS
ISTANBUL, SATUHARAPAN.COM - Perundingan antara Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan gagal menjembatani perbedaan pendekatan kedua negara terhadap militan Negara Islam Irak dan Suriah.
Keduanya bertemu selama sekitar empat jam di Istana Ottoman di Istanbul pada Sabtu (22/11). Amerika Serikat ingin agar negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO, Turki menjadi anggota NATO, Red) dan sekutunya tersebut mendukung perang melawan kelompok militan itu. Tetapi, Turki mengatakan menggulingkan rezim Presiden Bashar al-Assad di Suriah lebih penting.
Biden mengatakan dalam jumpa pers bahwa ia dan Erdogan membahas kemungkinan peralihan kekuasaan di Suriah dari Assad. Menurutnya mereka juga berbicara mengenai perang melawan kelompok militan itu.
Bulan lalu Biden membuat rakyat Turki marah dengan mengkritik penolakan Turki untuk mengambil peran di garis depan. Peran Turki yang sangat terbatas itu mengecewakan AS dan sekutunya. Sebaliknya, seperti dilaporkan AFP, Turki berdalih masih harus menghadapi kenyataan menjadi tempat penampungan bagi 1,6 juta pengungsi sebagai dampak dari konflik Suriah.
Para pengamat mengatakan kunjungan Biden ini adalah upaya untuk memperbaiki hubungan. Namun, kedua pemimpin tidak menyinggung kesepakatan yang spesifik, mengisyaratkan mereka kemungkinan gagal mencapai terobosan. (nhk.or.jp)
Editor : Sotyati
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...