AS Ingin Segera Kirim Sistem Antirudal ke Korsel
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Militer Amerika Serikat (AS) berharap bisa mengirimkan sebuah sistem pertahanan rudal canggih ke Korea Selatan “sesegera mungkin,” kata Pentagon pada hari Senin (8/2).
Menyusul peluncuran roket jarak jauh Korea Utara pada hari Minggu (7/2), para pejabat militer Korea Selatan dan AS mengumumkan bahwa mereka akan memulai diskusi formal mengenai penempatan Terminal High Altitude Area Defense System (THAAD) di depan pintu masuk Korea Utara.
“Tanpa membuat kerangka waktu, kami ingin menjalankan langkah ini sesegera mungkin,” kata juru bicara Pentagon, Peter Cook.
“Kami memulai konsultasinya sekarang dan dalam beberapa hari ke depan dengan Korea Selatan, kami berharap rencana ini akan dijalankan dengan cepat.”
Peluncuran roket Korea Utara dikecam kalangan luas sebagai perkembangan dalam kemampuan rudal balistik untuk menyerang daratan AS.
Sistem canggih THAAD mampu menembakkan rudal antibalistik ke udara untuk menghantam rudal musuh baik di dalam maupun di luar atmosfer Bumi saat fase penerbangan final mereka.
Tiongkok menentang keras peluncuran sistem antirudal tersebut di dekat perbatasannya, namun Cook mengatakan sistem THAAD sama sekali tidak menimbulkan ancaman bagi raksasa Asia itu.
Inggris Panggil Dubes Korut
Sementara itu, Inggris memanggil duta besar Korea Utara pada hari Senin (8/2) untuk mengecam pengumuman Pyongyang bahwa mereka telah meluncurkan sebuah satelit ke orbit dengan sebuah peluncur roket.
Langkah yang dilakukan pada Minggu itu dianggap kalangan luas sebagai samaran atas uji coba rudal balistik dan dikritik oleh Dewan Kemanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Saya memanggil duta besar Korea Utara hari ini untuk menegaskan kecaman Inggris terhadap peluncuran pada akhir pekan ini,” kata Menteri Urusan Asia Hugo Swire dalam sebuah pernyataan yang dirilis Kementerian Luar Negeri.
“Uji coba ini, meskipun diperlihatkan sebagai peluncuran wahana antariksa atau peluncuran sebuah satelit, jelas meningkatkan sistem pengembangan senjata nuklir Korea Utara dan merupakan pelanggaran terhadap Resolusi Dewan Keamanan.”
PBB mengatakan mereka mempercepat upaya untuk membuat resolusi sanksi sebagai respons atas apa yang mereka sebut “pelanggaran berbahaya dan serius ini.” (AFP/Ant)
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...