UE dan Afrika Utara Berharap Situasi di Libya Stabil
TUNIS, SATUHARAPAN.COM – Presiden Parlemen Eropa, Martin Schulz, mengatakan pada hari Senin (8/2) bahwa Uni Eropa dan Afrika Utara mengharapkan kondisi Libya kembali stabil.
“Libya yang stabil menjadi kepentingan seluruh wilayah Maghreb dan seluruh wilayah Eropa,” ujar Schulz dalam sebuah pidato di hadapan parlemen Tunisia, yang menyerukan pembentukan pemerintah persatuan Libya.
Schulz mengatakan Eropa menyadari penuh tentang “konsekuensi ekonomi, sosial dan keamanan dari ketidakamanan di Libya terhadap ketertiban sipil dan pertumbuhan ekonomi bagi Anda dan tetangga Anda.”
Eropa dan negara-negara tetangga Libya telah meningkatkan tekanan terhadap pemerintah bertikai di negara tersebut agar mematuhi kesepakatan perdamaian yang ditengahi PBB, mengenai pembentukan pemerintahan persatuan nasional, yang akan mencegah serangan-serangan dari kelompok militan ISIS.
Tunisia pada hari Sabtu telah menyelesaikan pembangunan pagar penghalang di sepanjang perbatasannya dengan Libya, beberapa bulan setelah serangan-serangan militan menghantam museum nasional dan sebuah resort pantai yang menewaskan puluhan wisatawan.
Schulz, pada awal kunjungannya ke negara tersebut, memuji “kemajuan demokratis yang tertulis dalam” konstitusi baru Tunisia pada saat dihadapkan pada kesengsaraan ekonomi, sosial dan keamanan.
Warga Tunisia harus “merasakan reformasi dalam kehidupan mereka sehari-hari dan melihat perbedaan” dari situasi yang terjadi sebelum revolusi negara pada 2011, yang menggulingkan diktator Zine El Abidine Ben Ali, ujarnya. (AFP/Ant)
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...