AS Jatuhkan Sanksi pada Dua Pemimpin Houthi Yaman
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat mengumumkan sanksi baru terhadap dua pejabat senior milisi Houthi Yaman pada hari Selasa (2/3), mengecam kelompok yang didukung Iran itu karena menjalankan "agenda destabilisasi dari rezim Iran."
Bulan lalu, pemerintahan Biden mencabut penunjukan Houthi sebagai organisasi teroris dan mencopot pemimpinnya dan dua tokoh senior lainnya dari daftar Teroris Global yang ditunjuk khusus (SDGT).
Pengumuman sanksi terbaru menargetkan dua pemimpin terpisah, yaitu Mansour Al-Saadi dan Ahmad Ali Ahsan Al-Hamzi.
Keduanya dituduh mengatur serangan terhadap warga sipil Yaman, negara-negara lain yang berbatasan, dan kapal komersial di perairan internasional, kata Departemen Keuangan AS.
“Keterlibatan Iran di Yaman menyulut api konflik, mengancam eskalasi yang lebih besar, salah perhitungan, dan ketidakstabilan regional. (Houthi) menggunakan senjata, intelijen, pelatihan, dan dukungan Iran untuk melakukan serangan yang mengancam sasaran sipil dan infrastruktur di Yaman dan Arab Saudi,”kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken dalam sebuah pernyataan.
Siapa kedua individu pimpinan Houthi yang mendapat sanksi, dan peran apa yang mereka mainkan dalam milisi Houthi?
Mansour Al-Saadi
Al-Saadi adalah kepala staf angkatan laut Houthi, yang menurut AS telah "mendalangi" serangan mematikan terhadap pelayaran internasional di Laut Merah.
Kelompok itu juga dituduh menempatkan ranjau di kapal sipil dan militer di seluruh wilayah. "Menurut organisasi hak asasi manusia internasional, penggunaan ranjau laut dalam perang saudara Yaman menimbulkan risiko bagi kapal komersial, penangkapan ikan, dan bantuan kemanusiaan," kata AS.
Menurut Departemen Keuangan AS, Al-Saadi telah menerima pelatihan ekstensif di Iran dan membantu menyelundupkan senjata Iran ke Yaman.
Ahmad Ali Ahsan Al-Hamzi
Al-Hamzi adalah komandan angkatan udara kelompok tersebut dan juga memimpin program UAV (drone). Dia juga menerima senjata buatan Iran untuk digunakan dalam perang Yaman. Pasukan militer Houthi di bawah komando Mayor Jenderal Ahmad Ali Al-Hamzi telah melakukan serangan UAV yang ditargetkan. Seperti Al-Sa'adi, Al-Hamzi telah menerima pelatihan di Iran," kata Departemen Keuangan.
Houthi menargetkan Arab Saudi dan warga sipil di dalam negeri setiap hari. Pada hari Minggu, juru bicara Koalisi Militer pimpinan Arab Saudi, Turki Al-Maliki, mengatakan kepada Al Arabiya bahwa Arab Saudi telah mencegat 526 drone dan 346 rudal balistik dalam beberapa tahun terakhir.
Pada hari Selasa (2/3), Houthi meluncurkan rudal proyektil militer menuju wilayah Jazan, yang terletak di bagian barat daya Arab Saudi dekat perbatasan Yaman. Sedikitnya lima orang terluka dalam serangan itu ketika rudal jatuh di jalan umum. Tiga warga Arab Saudi dan dua Yaman dipindahkan ke rumah sakit untuk perawatan. (Al Arabiya)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...