AS Kecam Kritik Israel Terhadap Rencana Kerry
ROMA, SATUHARAPAN.COM - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat pada Selasa (14/1) mengecam komentar-komentar Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon yang mengeritik rencana keamanan yang diajukan Menteri Luar Negeri John Kerry.
"Keterangan menteri luar negeri itu jika akurat bersifat ofensif dan tak pantas khususnya menyangkut semua yang Amerika Serikat berikan untuk mendukung kebutuhan keamanan Israel," kata wanita juru bicara Deplu AS Jennifer Psaki kepada wartawan menyusul kunjungan Kerry ke Vatikan.
Surat kabar Yediot Aharonot di Israel pada Selasa melaporkan Menhan Moshe Yaalon mengatakan dalam pembicaraan pribadi dengan para pejabat Israel bahwa rencana Kerry "tak sebanding kertas kerja yang ditulis".
Menteri itu juga menuding Menlu AS memiliki "obsesi yang tak dapat dipahami" tentang penyelesaian konflik Israel-Palestina, dengan menuduh Kerry bersifat naif dan secara tak langsung mengatakan dia merupakan gangguan.
"Rencana itu tak memberikan keamanan dan juga perdamaian," kata dia seperti dilansir harian itu, seraya menambahkan, "Hanya yang mungkin menyelamatkan kita ialah jika John Kerry meraih Hadiah Nobel dan membiarkan kita begini."
Tetapi Psaki mengatakan Kerry dan timnya "bekerja siang dan malam untuk mencoba mempromosikan perdamaian bagi Israel karena keprihatinan Menlu yang mendalam bagi masa depan Israel.
"Untuk mempertanyakan motif-motifnya dan mengubah proposalnya bukan sesuatu yang kami harapkan dari menteri pertahanan sekutu dekat," kata dia.
Kerry mendorong Israel dan Palestina kembali ke meja perundingan pada musim panas lalu dan telah mengunjungi kawasan itu 10 kali sejak dia menjadi menteri luar negeri pada Februari 2013.
Proposalnya mencakup satu rencana perdamaian bagi Lembah Yordan tempat Tepi Barat berbatasan dengan Yordania, yang akan melibatkan peralatan teknologi tinggi dan canggih dan stasiun peringatan dini yang akan mengizinkan Israel mengurangi atau menggantikan kehadiran militernya di kawasan itu, tulis media Israel.
Israel selalu mengatakan pihaknya akan memelihara kehadiran militer di Lembah Yordan dalam perjanjian akhir, satu ide yang ditolak sepenuhnya oleh pihak Palestina. (AFP)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...