AS Kirim Rudal dan Pesawat Tanpa Awak ke Irak
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Amerika Serikat mengirim puluhan rudal dan pesawat pengintai tak berawak ke Irak untuk membantu memerangi lonjakan kekerasan yang didukung Al-Qaeda baru-baru ini, kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS, hari Kamis (26/12).
Pejabat itu menegaskan laporan yang diterbikan New York Times tentang pengiriman senjata. Harian itu mengatakan, 75 rudal Hellfire dibeli oleh Irak dan disampaikan oleh Washington pekan lalu.
Departemen Luar Negeri resmi mengkonfirmasi "pengiriman baru-baru ini" rudal Hellfire dan "pengiriman mendatang Pemindai Eagles" - pesawat pengintai yang merupakan versi lebih kecil dari drone Predator yang lebih besar yang dulu sering terbang di atas Irak.
"Amerika Serikat berkomitmen untuk mendukung Irak dalam memerangi terorisme," tambah pejabat itu, dan mengatakan bahwa upaya tersebut bertujuan "untuk memperkuat kemampuan mereka dalam memerangi ancaman itu."
Pejabat itu menambahkan, "Kami tetap berkomitmen untuk mendukung pemerintah Irak dalam memenuhi kebutuhan pertahanan menghadapi tantangan ini."
Para pejabat di Washington mengatakan dukungan sedang dikirim berdasarkan "kerangka perjanjian strategis" antara Irak dan Amerika Serikat.
Serangan hari Rabu
Sumber-sumber pemerintahan mengatakan kepada Times bahwa pengiriman senjata datang pada saat Irak telah hampir kehabisan rudal Hellfire. Pengiriman senjata sedang disampaikan saat Baghdad menghadapi gelombang kekerasan gerilyawan terburuk pada separoh dekade.
Pada hari Rabu, setidaknya 44 orang tewas akibat serangan di seluruh negeri, termasuk pemboman pasar di dekat satu gereja di Baghdad.
Negara ini mengalami pertumpahan darah terburuk sejak 2008, ketika baru muncul dari periode brutal pembunuhan sektarian. Gerilyawan sering menyerang tempat-tempat di mana banyak orang berkumpul, termasuk pasar, kafe dan masjid, dalam upaya untuk menimbulkan korban yang maksimal.
Para ahli mengatakan ketidakpuasan yang meluas di kalangan masyarakat minoritas Sunni Irak Arab merupakan faktor utama pemicu lonjakan kerusuhan. Lebih dari 6.700 orang telah tewas di Irak sejak awal 2013, menurut angka AFP berdasarkan sumber-sumber keamanan dan medis. (AFP)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...