AS Kirimkan Rumah Sakit Darurat ke Liberia
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN – Militer Amerika Serikat akan mengirim sebuah rumah sakit darurat ke Liberia, bagi petugas medis yang berusaha memerangi virus Ebola, kata Pentagon pada Senin (8/9), sebagai upaya lebih lanjut dalam membendung wabah tersebut.
Langkah tersebut dilakukan, setelah Presiden Barack Obama berjanji, bahwa militer AS akan memberikan bantuan logistik untuk membantu negara-negara yang dilanda Ebola, dan di tengah peringatan bahwa jumlah kasus Ebola di Liberia akan meningkat tajam.
“Kami mengirimkan rumah sakit darurat dengan 25 tempat tidur ke Monrovia, Liberia,” ungkap juru bicara Pentagon Kolonel Steven Warren kepada wartawan.
“Tujuan dari perlengkapan tersebut, yaitu untuk menyediakan fasilitas yang bisa digunakan petugas medis di wilayah yang dilanda wabah itu bagi mereka sendiri jika mereka sakit atau terluka,” kata Warren.
“Perlengkapan tersebut memang belum diberangkatkan, tapi itu merupakan prioritas utama dan kami harapkan bisa segera tiba di sana,” tambahnya.
“Rumah sakit darurat itu, diminta oleh US Agency for International Development dan setelah siap, maka tentara Amerika akan menyerahkannya kepada otoritas Liberia, tapi mereka tidak akan bekerja di fasilitas tersebut, “ menurut Warren.
Obama mengatakan, dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada Minggu (7/9), pesawat militer AS dan sejumlah perlengkapan dibutuhkan untuk menopang jaringan kesehatan masyarakat di tengah mewabahnya virus Ebola.
Liberia Cabut Status Karantina Ebola di Dolo Town
Sementara itu, Pemerintah Liberia pada Senin (8/9) mengatakan, telah mencabut status karantina Ebola di dekat bandara internasional, dan mengumumkan pelonggaran jam malam.
Sekitar 17.000 warga Dolo Town, yang terletak 75 kilometer sebelah timur Monrovia, terjebak di kota mereka sejak para petugas memblokade wilayah tersebut selama lebih dari dua pekan, di tengah meningkatnya kewaspadaan terkait kasus Ebola.
“Pemerintah Liberia mencabut status karantina di Dolo Town,” kata stasiun radio nasional ELBC.
Menurut Executive Mansion, jam malam dijadwal ulang mulai dari pukul 23:00 hingga pukul 06:00, bukan lagi pukul 21:00 hingga pukul 06:00.
Dolo Town dikarantina pada 20 Agustus, berbarengan dengan pemblokadean West Point, sebuah permukiman kumuh di ibu kota.
Ketika West Point dikarantina, terjadi kerusuhan, akan tetapi sebagian warga di Dolo Town justru merespons langkah tersebut secara damai, meski ada juga penduduk yang marah menanggapi hal tersebut.
Status karantina di West Point sudah dicabut pekan lalu, berdasarkan saran dari otoritas kesehatan kepada pemerintah. (AFP/Ant)
Editor : Bayu Probo
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...