AS Tambah Bantuan Senjata ke Ukraina Senilai US$ 400 Juta
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Pemerintahan Joe Biden mengirimkan hingga US$ 400 juta bantuan militer tambahan ke Ukraina, termasuk berbagai amunisi untuk sistem pertahanan udara canggih dan sejumlah drone kecil, pengintai Hornet, kata pejabat Amerika Serikat, hari Senin (24/7), ketika serangan dalam perang meningkat hingga mencakup serangan di Moskow dan Krimea.
Paket tersebut mencakup serangkaian amunisi: mulai dari rudal untuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) dan Sistem Rudal Permukaan-ke-Udara Tingkat Lanjut Nasional (NASAMS) hingga Stinger dan Javelin. Senjata disediakan melalui otoritas penarikan presiden, yang memungkinkan Pentagon dengan cepat mengambil barang-barang dari stoknya sendiri dan mengirimkannya ke Ukraina, seringkali dalam beberapa hari.
Para pejabat mengatakan AS juga mengirimkan peluru artileri howitzer dan 32 kendaraan lapis baja Stryker, bersama dengan peralatan penghancur, mortir, roket Hydra-70 dan 28 juta peluru amunisi senjata kecil. Hornets adalah drone nano kecil yang digunakan sebagian besar untuk pengumpulan intelijen. Ukraina juga pernah mendapatkannya dari sekutu Barat lainnya. Para pejabat berbicara dengan syarat anonim karena paket bantuan belum diumumkan.
Secara keseluruhan AS telah memberikan lebih dari US$41 miliar bantuan militer ke Ukraina sejak Rusia menginvasi pada Februari 2022.
Paket senjata terbaru datang ketika pesawat tak berawak Ukraina menyerang depot amunisi di Krimea yang dicaplok Rusia dan Rusia menuduh Ukraina meluncurkan serangan pesawat tak berawak ke Moskow.
Media Rusia melaporkan bahwa salah satu drone jatuh di dekat pusat kota, tidak jauh dari gedung Kementerian Pertahanan yang menjulang tinggi.
Pihak berwenang Ukraina tidak segera mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, yang merupakan serangan pesawat tak berawak kedua di ibu kota Rusia bulan ini.
Militer Rusia, sementara itu, melancarkan serangan baru terhadap infrastruktur pelabuhan di Ukraina selatan dengan drone yang meledak. Serangan itu adalah yang terbaru dari rentetan serangan yang merusak sebagian pelabuhan dalam seminggu terakhir.
Kremlin menggambarkan serangan itu sebagai pembalasan atas serangan Ukraina pekan lalu di Jembatan Kerch yang menghubungkan Rusia dengan Krimea. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...