AS Tarik Staf Kedutaan di Libanon dan Turki Tenggara
WASHINGTON, SATUHARPAN.COM - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat memerintahkan penarikan staf kedutaan non esensial dari Berirut, Libanon. Hal itu dikeluarkan Jumat (6/9) berkaitan dengan masalah keamanan karena pemerintahan Presiden AS, Barack Obama dan Kongres yang tengah memperdebatkan serangan militer terhadap negara tetangga Libanon, Suriah.
Selain itu, departemen ini juga menyetujui penarikan personil non-darurat dan anggota keluarga yang ingin meninggalkan Adana di Turki . “Mengingat ketegangan saat ini di wilayah tersebut, serta potensi ancaman terhadap fasilitas Pemerintah AS dan personil…” demikian disebutkan dalam pernyataan dari Departemen tersebut.
Disebutkan bahwa warga AS di Lebanon dan Turki Tenggara diperingatkan untuk tidak melakukan perjalanan yang tidak penting.
Pemerintah AS, sejak pekkan lalu mempertimbangkan keputusan tersebut sejak Presiden Barack Obama mengatakan bahwa dia sedang memikirkan tindakan militer terhadap pemerintah Suriah atas tunduhan menggunakan senjata kimia untuk menyerang kelompok oposisi.
“Kami mengambil langkah-langkah keluar dengan hati-hati untuk melindungi karyawan dan keluarga mereka, dan karyawan lokal dan pengunjung ke fasilitas kami. Kami akan terus menilai situasi keamanan,” kata pernyataan itu. Pemerintah AS juga mengeluarkan peringatan untuk perjalanan ke wilayah Libanon dan Turki Tenggara.
Pada bulan lalu AS menutup 19 kedutaan dan konsulat di seluruh Afrika Utara dan Timur Tengah selama lebih dari sepekan karena adanya ancaman teroris. Media Mesir, ahram.org.eg menyebutkan bahwa kelompok Hizbullah, sekutu pemerintah Bashar Al-Assad telah mengirimkan pejuang mereka ke Suriah. Kelompok Hisbullah yang berbasis di Libanon dianggap bisa menjadi ancaman bagi kedutaan AS di sana (state.gov).
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...