Pemberontak Berusaha Menghancurkan Desa Kristen di Suriah
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM – Suara artileri menggema Kamis (5/9) desa di utara Damaskus yang mayoritas dihuni orang Kristen saat pasukan pemerintah bertempur dengan pemberontak yang berafiliasi ke Al-Qaeda untuk mengontrol wilayah pegunungan.
Serangan gerilya di desa kuno Maaloula, sedikit tempat di dunia yang penduduknya masih berbicara Bahasa Aram, menguatkan kekhawatiran di kalangan agama minoritas Suriah tentang meningkatnya peran kelompok garis keras. Mereka menyusup dalam perang sipil untuk menggulingkan Presiden Bashar Al-Assad.
Pertempuran di Maaloula mulai Rabu pagi ketika gerilyawan dari Jabhat Al-Nusra menyerbu setelah pembom bunuh diri menyerang pos pemeriksaan militer di pintu masuk desa.
Kelompok, yang didaftar sebagai organisasi teroris oleh Departemen Luar Negeri, merupakan salah satu kekuatan tempur yang paling efektif di antara pemberontak Suriah. Serangan bunuh diri memicu pertempuran menyebabkan penduduk desa ketakutan. Desa ini terkenal karena dua dari biara tertua di Suriah–Mar Sarkis dan Mar Takla.
Rami Abdulrahman, nama samaran untuk direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, berbasis di Inggris, mengatakan bahwa meskipun desa itu dijaga militer, para pemberontak melancarkan serangan gerilya. Mereka, berjalan kaki dan memakai kendaraan, tiba-tiba menyerang gereja dan masjid sebelum meninggalkannya pad Kamis pagi.
Pertempuran di sekitar desa yang masuk daftar situs warisan dunia UNESCO ini terus berlanjut sepanjang hari. “Batu-batu yang bergetar-getar,” kata seorang biarawati di Mar Takla. “Kami tidak tahu apakah pemberontak telah pergi atau belum. Tidak ada yang berani keluar.”
Insiden ini meyakinkan kekhawatiran orang Kristen Suriah bahwa alternatif bagi rezim Assad, yang sebagian besar terdiri dari orang Alawi—cabang dari Islam Syiah—tidak punya toleransi pada agama minoritas.
Ketakutan tersebut telah memungkinkan Assad untuk mempertahankan dukungan dari banyak anggota minoritas Suriah, yang meliputi Kristen, Alawi, Druze, dan etnis Kurdi. Sebagian besar pemberontak adalah Muslim Sunni. (washingtonpost.com)
OpenAI Luncurkan Model Terbaru o3
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM- Dalam rangkaian pengumuman 12 hari OpenAI, perusahaan teknologi kecerdasan...