AS Temukan Kasus Penularan Zika Lewat Pasangan Sesama Jenis
MIAMI, SATUHARAPAN.COM – Otoritas kesehatan di Amerika Serikat (AS), Kamis (14/4), menguraikan kasus pertama virus zika yang diketahui ditularkan selama hubungan seks antara pria gay, menunjukkan perantara lain penularan virus tersebut.
Kasus tersebut, melibatkan seorang pria yang pergi ke Venezuela dan terinfeksi virus itu dari pasangan prianya sekembalinya ke Texas pada Januari.
“Pasangan tersebut telah menjalin hubungan monogami selama lebih dari 10 tahun,” kata Pusat Kendali dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDCP) AS.
Kedua pria itu menderita demam, ruam di bagian tubuh atas, dan mengalami konjungtivitis atau peradangan selaput lendir pada kelopak mata, tetapi tidak menderita komplikasi yang berlangsung lama.
Sedikitnya lima kasus penularan lain virus zika secara seksual telah dijelaskan dalam literatur ilmiah, tapi sebagian besar virus tersebut ditularkan dari pasangan pria ke pasangan perempuan.
Sebelumnya pada pekan ini, CDC mengatakan keyakinan mereka bahwa virus zika dapat menyebabkan cacat lahir, menjadikannya virus pertama yang mampu menyebabkan kerusakan pada janin yang sedang berkembang.
Kolombia Umumkan Kasus Pertama Mikrosefalus Terkait Virus Zika
Sementara itu, Otoritas kesehatan Kolombia melaporkan, dua kasus pertama mikrosefalus terkait virus zika di negara tersebut, Kamis (14/4), sehari setelah ilmuwan Amerika Serikat (AS) mengambil kesimpulan virus tersebut merupakan penyebab bayi terlahir dengan kepala berukuran kecil.
Kolombia, merupakan negara dengan jumlah kasus zika terbanyak kedua di Amerika Latin setelah Brasil. Wabah yang ditularkan oleh nyamuk tersebut kini sudah menyebar hingga ke AS.
Pemerintah Kolombia, mengumumkan dua kasus pertama mikrosefalus terkait zika, menurut pernyataan Kementerian Kesehatan Kolombia.
Kedua kasus itu merupakan bagian dari 33 kasus mikrosefalus yang ditemukan di Kolombia. Menurut pernyataan kementerian, 16 kasus tidak terkait zika, namun 15 kasus lain masih dalam penyelidikan.
Wakil Menteri Kesehatan Fernando Ruiz mengatakan, dalam konferensi pers kemungkinan akan ada sejumlah kasus mikrosefalus baru yang menimpa bayi yang terlahir selama Mei hingga September.
Badan Kontrol dan Pencegahan Pencegahan Penyakit AS pada Rabu (13/4) mengumumkan, para ilmuwan kini telah menyimpulkan bahwa Zika merupakan penyebab microcephaly dan cacat otak janin berat lainnya. (Ant)
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...