AS Tuduh Israel Khianati Kepercayaan
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Gedung Putih, hari Rabu (5/10), menuduh Israel mengkhianati kepercayaan atas rencana mereka untuk membangun ratusan permukiman baru di Tepi Barat.
Beberapa hari setelah Presiden Barack Obama menyetujui paket bantuan militer untuk Israel sebesar 38 miliar dolar AS (sekitar Rp 493,7 triliun) dan menghadiri pemakaman mantan presiden Israel Shimon Peres di Yerusalem, Gedung Putih mengecam pembangunan 300 rumah di atas lahan yang “lebih dekat ke Yordania dibandingkan ke Israel.”
“Memperingatkan bahwa keputusan itu mengancam prospek perdamaian di Timur Tengah serta keamanan Israel sendiri,” kata juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan ucapan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu patut diragukan.
“Kami mendapat jaminan di hadapan publik dari pemerintah Israel yang bertentangan dengan pengumuman ini,” katanya seperti dikutip dari middleeasteye.net, hari Rabu (5/10).
“Saya rasa untuk urusan bagaimana teman baik memperlakukan satu sama lain, hal tersebut juga harus jadi perhatian serius.”
Komentar yang terdengar lebih tajam dari biasanya itu disampaikan saat Gedung Putih mempertimbangkan upaya terakhir untuk melanjutkan proses perdamaian sebelum Obama lengser pada Januari.
Seperti dilansir dari BBCIndonesia, Israel bersikeras bahwa mereka hanya menyetujui pembangunan kurang dari 100 rumah.
Kementerian luar negeri negara Israel mengatakan rumah baru akan dibangun di wilayah pemukiman yang sudah ada.
Sekitar 570,000 warga Israel tinggal di lebih dari 100 pemukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang dibangun sejak pendudukan Israel pada 1967.
Pemukiman ini dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional, walaupun Israel menolak anggapan itu.
Sementara, juru bicara Departemen luar negeri AS Mark Toner mengatakan pemukiman baru itu "sangat menganggu" upaya perdamaian yang terus diupayakan.
Pengumuman rencana pembangunan pemukiman baru itu terjadi setelah kunjungan Presiden Barack Obama ke Yerusalem pekan lalu saat pemakaman mantan presiden Israel Shimon Peres.
Palestina menginginkan pendirian negaranya di wilayah Tepi Barat dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...