Asaad Menangi Pemilihan Presiden Suriah, Oposisi Anggap Lelucon
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM – Parlemen Suriah menyebutkan Presiden Bashar Al-Assad memenangi pemilihan presiden yang oleh opoisis dinilai sebagai lelucon. Sementara badan bantuan PBB mengeluhkan akses bantuan kemanusiaan yang tidak sesuai harapan.
Badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-bangsa meminta Dewan Keamanan untuk akses bantuan kemanusiaan bagi korban perang di Suriah. Selama ini, akses tidak seperti yang diharapkan.
Resolusi DK PBB nomor 2139 untuk akses bantuan kemanusiaan di Suriah tidak disampaikan sebagaimana yang diharapkan, kata wakil khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan, Valerie Amos. "Ini adalah pelanggaran terhadap prinsip-prinsip paling dasar dari hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia internasional," kata Amos dalam penjelasan yang disampaikan melalui media online PBB.
Kekerasan di Suriah terus meningkat. Lembaga kemanusiaan PBB menyebut ada 6,5 juta orang terlantar di dalam negeri Suriah. Hal ini merupakan 20 persen dari total jumlah orang terlantar akibat konflik di seluruh dunia.
Selain itu, 241.000 orang masi berada dalam pengepungan, dan setidaknya 2,5 juta orang di kota Aleppo kehilangan sumber air selama lebih dari sepekan di bulan Mei ketika kelompok oposisi bersenjata menutup stasiun pompa air utama di kota itu.
Setidaknya 90.000 orang berada di daerah yang sulit dijangkau dan tidak mendapatkan bantuan medis, akibat larangan perbekalan kesehatan pada konvoi bantuan, kata Amos menambahkan. Badan bantuan hanya mampu mencapai sekitar tujuh persen orang yang tinggal di daerah yang terkepung.
Pemilihan Presiden
Sementara itu, Ketua Parlemen Suriah, Jihad Laham, mengatakan bahwa Presiden Bashar AL-Assad telah terpilih kembali dalam pemilihan presiden dengan mendapat 88,7 persen suara.
Laham mengatakan pada Rabu (4/6) bahwa Assad mengalahkan dua penantangnya, Hassan al-Nouri dan Maher Hajjar, yang masing-masing memperoleh 4,3 persen dan 3,2 persen.
Mahkamah Agung Konstitusi mengatakan jumlah pemilih sebanyak 73,42 persen, seperti disebutkan kantor berita AFP dan juga kantor berita Suriah, SANA. Disebutkan juga bahwa pendukung Asaad merayakan kemenangan itu dengan pesta kembang api.
Pemungutan dilakukan pada hari Selasa hanya dilakukan di daerah-daerah yang dikuasai pemerintah, dan pihak oposisi mengecam pemilu di tengah perang sipil Suriah sebagai sebuah lelucon.
Kemenangan Assad selalu kepastian, meskipun ada kandidat lain pada surat suara yang merupakan pertama kali dalam beberapa dekade. Namun kemenangan itu meningkatkan basis dukungan bagi Asaad dan memberikan bukti lebih lanjut bahwa Assad tidak berniat melepaskan kekuasaannya.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...