Presiden Mesir: Menolak Rezim Lama dan Ekstremisme
KAIRO, SATUHARAPAN.COM – Presiden sementara Mesir, Adly Mansour, menyampaikan pidato perpisahan setelah hamper setahun memegang kekuasaan dalam masa transisi di Mesir. Dia berharap presiden baru akan berhasil dan mengingatkan adanya upaya rezim lama untuk kembali dalam kekuasaan.
Mansour menyerukan agar ceramah agama lebih baik sebagai gelombang mencerahkan untuk mengangkat masyarakat dan menghidupkan kembali identitas Mesir yang menolak ekstremisme dan terorisme. Dia mengajak untuk menjunjung tinggi nasionisme atas tuntutan pengkategorian dan pihak, karena "mengancam keamanan nasional."
Adly Mansour berpidatio sekitar 30 menit melalui siaran televisi nasional, sebagaimana sdiberitakan media Mesir, Al Ahram. Dia mulai menjabat pada Juli 2013. Dia sempat menangis ketika menyampaikan tentang situasi Mesir ketika jabatan presiden diserahkan kepadanya, dan situasi sekarang yang akan diserahkan kepada presiden baru, Abdel Fattah El-Sisi.
El-Sisi memenangi pemilihan presiden pada akhir Mei lalu dengan memperoleh sekitar 96 persen suara. Ini merupakan pemilihan presiden kedua setelah revolusi Mesir pada Januari 2011, setelah Mesir mengalami dua kali perubahan konstitusi. Pelantikannya akan dilangsungikan hari Minggu (8/6) di Mahkamah Tinggi Konstitusi.
"Saya menyerahkan Mesir kepada presiden (baru) yang mendapatkan kepercayaan dan tanggung jawab dari rakyat, dengan realitas baru, dan lebih baik, bukan yang ditujuk sebagaimana saya menerima (jabatan) itu,” kata dia.
Dengan menunjuk secara tidak langsung pada mantan rezim Hosni Mubarak, Mansour mengingatkan adanya "kelompok... yang ingin menggunakan suasana saat ini untuk membersihkan reputasi mereka dan untuk menghidupkan kembali masa lalu Mesir.”
Adly Mansour (67 tahun) adalah Kepala Mahkamah Tinggi Konstitusi yang ditunjuk menjadi presiden sementara setelah digulingkannya Presiden Mohmamed Morsi dari kelompok Ikhwanul Muslimin. Dia meletakkan peta jalan politik yang didukung oleh kekuatan politik yang luas di Mesir.
"Saya tidak mengharapkan tugas ini yang banyak tantangan dan kesulitan tugas," kata dia. "Saya tidak ingin menangani tugas ini, tapi menerima untuk memikul tanggung jawab."
Masa jabatan Mansour dibayangi situasi politik yang tegang dan meningkatnya polarisasi setelah Morsi dan Ikhwanul Muslimin menolak untuk mengakui pemerintah sementara dan terus menantang selama 10 bulan-bulan berikutnya.
Gelombang protes dan serangan, yang mempersalahkan Ikhwanul Muslimin dan dan sekutu mereka, melanda negara itu, sehingga memasuki situasi tidak aman dan kemerosotan ekonomi. Mansour mengatakan, saat-saat yang paling sulit adalah dia harus ketika para martir menjadi korban, baik polisi maupun angkatan bersenjata, akibat serangan yang sering terjadi.
"Suatu hari Anda akan tahu yang sebenarnya dan berapa banyak rencana serangan terhadap Mesir,” kata Mansour. Dia menegaskan sikapnya tentang kemerdekaan penuh, dan inklusif dalam mengambil keputusan selama menjabat..
"Saya menolak paksaan atau kontrol dari siapa pun, dari dalam atau di luar negeri,"b katanya menegaskan. "Saya mendengarkan semua pendapat, berkonsultasi dan kemudian mengambil keputusan, dan saya bertanggung jawab penuh untuk itu."
Dalam pidato perpisahannya itu, Mansour juga mengucapkan terima kasih kepada Hazem El-Beblawi dan Ibrahim Mahlab, serta kepada negara-negara Arab dan Teluk, termasuk Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Kuwait yang membantu Mesir dengan pi8njaman dan hibah sekitar US$ 18 miliar.
Kepada negara-negara yang mengambil sikap negatif atau menolak membantu Mesir, Mansour mengatakan, “Mesir akan tetap abadi dengan atau tanpa Anda ... sikap Anda hanya akan membuat lebih sulit dalam memperbaiki masa depan."
Dia menambahkan bahwa Mesir mendapatkan teman baru dan sekutu, dan situasi ekonomi mulai pulih. "Roti tidak akan lagi ditawarkan untuk martabat," kata dia. "Juga kebebasan ditawarkan untuk keamanan," kata dia.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...