ASEAN Siapkan Pembuatan Perangkat Pemulihan Bencana
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau Association of Southeast Asian Nation (ASEAN), sedang menyiapkan perangkat pemulihan bencana (Disaster Recovery Toolkit), guna membagi pengetahuan terkait penanganan bencana di kawasan Asia Tenggara.
"Kita sekarang dalam proses membuat yang namanya ASEAN Disaster Recovery Toolkit," kata Direktur Eksekutif Pusat Koordinasi Bantuan Kemanusiaan ASEAN Pada Penanganan Bencana, Said Faisal di Jakarta, Rabu (25/2).
Menurut Said Faisal, perangkat ini akan berisi pembahasan terkait sejumlah langkah yang digunakan negara-negara yang masuk pada ASEAN, dalam menindak bencana alam di masing-masing wilayahnya.
Dokumentasi penanganan "kemalangan" tersebut, juga akan disertai dengan sejumlah gambaran mengenai tindakan pemulihan bencana pada negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara.
"Sekarang tahapannya sedang pada proses menggali pengalaman-pengalaman negara ASEAN, tentang penanganan pemulihan bencana, semoga ini kemudian bisa dipelajari oleh sesama negara ASEAN yang lain," kata Faisal.
Sebelumnya, United Nations Development Programme (UNDP) melalui Tsunami Global Lessons Learned Project (TGLLP), telah lebih awal mengenalkan perangkat pemulihan bencana (Disaster Recovery Toolkit) di Jakarta, pada awal Februari 2015.
Administrator Program Pembangunan PBB (UNDP) Helen Clark, meluncurkan hasil awal proyek perangkat pemulihan bencana pada tahun 2009, bersama Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, mantan Presiden AS Bill Clinton dan Ketua TGLLP-SC Kuntoro Mangkusubroto.
Sejumlah hasil kegiatan proyek tersebut, meliputi sebuah studi global berupa Pembelajaran Tsunami, Inovasi, Terobosan, dan Tantangan pada 2009.
Selain itu, kegiatan tersebut kemudian dilanjutkan dengan munculnya film dokumenter mengenai Anatomi Pemulihan Tsunami pada 2004, yang akan ditayangkan di seluruh dunia.
Perangkat pemulihan bencana ini diluncurkan sebulan sebelum Konferensi Dunia PBB Ketiga, tentang Pengurangan Risiko Bencana yang akan diadakan di Kota Sendai, Jepang.
Hingga kini, masyarakat internasional sendiri mulai memprioritaskan untuk mengumpulkan pembelajaran dan berbagi dari pengalaman bencana, setelah gempa dan tsunami yang terjadi di Samudra Hindia pada tahun 2004, serta bencana lainnya yang terjadi di Asia dan Pasifik pada tahun 1993 hingga 2013.(Ant)
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...