ASEAN Wajib Dorong Prinsip HAM dalam Bisnis
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Oxfam dan Jaringan CSR ASEAN (ASEAN CSR Network/ACN) memanggil negara-negara anggota ASEAN dan sektor swasta untuk mengambil langkah-langkah konkret demi mengatasi peningkatan ketimpangan ekonomi di wilayah Asia Tenggara serta melindungi masyarakat miskin dan terpinggirkan di wilayah ini, sesuai dengan visi ASEAN 2025.
Tahun 2013, output ekonomi negara-negara berkembang meningkat sebesar 7 persen. Dengan PDB gabungan mencapai US $ 2,6 triliun pada tahun 2014, perekonomian ASEAN merupakan yang terbesar ke-7 di dunia dan terbesar ke-3 di Asia. Jumlah peningkatan perdagangan tahun 2007-2014 mencapai hampir US $ 1 triliun, dengan perdagangan intra-ASEAN menyumbang porsi paling besar.
Namun, peningkatan bidang ekonomi berdampingan dengan tingkat kemiskinan yang tinggi dan ketimpangan ekonomi yang juga meningkat. Ketimpangan di wilayah Asia antara pertengahan 1990-an ke 2000-an meningkat sebanyak 18 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan 10 persen dalam koefisien Gini dari negara-negara OECD (organisasi untuk kerja sama dan pembangunan ekonomi). Meski dalam dua dekade terakhir terdapat 650 juta orang di Asia terangkat dari kemiskinan, 1.6 miliar orang terus hidup dengan penghasilan kurang dari US$ 2 (setara Rp 27.900) per hari.
Hal ini merupakan tantangan bagi ASEAN. Masyarakat terpinggirkan, khususnya, juga harus mengecap manfaat dari pembangunan besar-besaran dan integrasi ekonomi ASEAN.
"ASEAN harus membangun dan mendukung prinsip-prinsip bisnis yang bertanggung jawab di luar lingkup sosial budaya dan menempatkannya secara tegas dalam agenda ekonomi," ujar Dini Widiastuti, Direktur Program Keadilan Ekonomi Oxfam.
Prinsip-prinsip Panduan PBB untuk Bisnis dan Hak Asasi Manusia mengedepankan kerangka 'melindungi-menghormati-perbaikan', yang menyatakan dengan jelas bahwa bisnis dan pemerintah sama-sama memiliki kewajiban yang jelas dalam agenda hak asasi manusia. Menghormati, menegakkan, dan melindungi hak-hak asasi manusia dan hak-hak masyarakat, terutama mereka yang terpinggirkan, baik karena kegiatan bisnis skala besar, proyek-proyek pembangunan, atau akibat konflik, merupakan prasyarat untuk mengatasi kemiskinan dan mencapai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
"Kami mendorong negara-negara anggota ASEAN untuk mengembangkan Rencana Aksi Nasional berdasarkan prinsip-prinsip panduan PBB. Ini akan membantu merumuskan arah yang jelas bagi perusahaan dalam menghormati hak asasi manusia di seluruh lini kegiatan mereka," tambah Dini.
Peringatan Hari Hak Asasi Manusia Internasional merupakan kesempatan tepat bagi ASEAN untuk memperkuat komitmen mereka dalam melindungi dan mempromosikan hak asasi manusia terutama hak, petani petani, buruh, hak atas tanah, serta penghapusan ketimpangan gender dan pendapatan.
Tentang Oxfam
Ketidakadilan dan kemiskinan menuntut respons yang kuat dan praktis untuk diatasi dalam kehidupan masyarakat. Oxfam menggunakan enam strategi untuk dikolaborasikan dalam mengatasi berbagai permasalahan sosial.
Oxfam membantu orang untuk mendapatkan hak dasar manusia sehingga dapat keluar dari kemiskinan. Keyakinan itulah yang mendasari program pengembangan Oxfam di lebih dari 90 negara.
Dalam kegiatan pembangunan perempuan juga harus diberdayakan, tetapi perempuan dan anak perempuan saat ini masih banyak yang tertindas. Oxfam bekerja untuk membantu mereka berbicara dalam menuntut keadilan dan untuk menegaskan kepemimpinan mereka.
Keadilan gender mendasari semua pekerjaan Oxfam di tengah-tengah masyarakat.
Ketika terjadi bencana, Oxfam juga membantu orang-orang yang terperangkap dalam bencana alam dan konflik, biasanya menyediakan air bersih, makanan, dan sanitasi di zona bencana. Oxfam memastikan bahwa warga sipil dilindungi juga. Oxfam berusaha untuk mengurangi risiko kepada orang-orang miskin dari bencana di masa depan.
Sumber daya alam sangat penting untuk kemakmuran, tetapi orang miskin sering tidak mendapatkan bagian. Situasi ini diperparah oleh dampak perubahan iklim. Oxfam melobi pemerintah, organisasi internasional, dan perusahaan untuk kebijakan yang lebih adil dan atas sikap terhadap perubahan iklim.
Untuk menghentikan orang yang kelaparan, Oxfam bekerja untuk mengamankan pasokan pangan global sehingga orang selalu memiliki cukup makanan.
Kemampuan mengakses pelayanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan sangat penting bagi pembangunan. Kami mendorong untuk mengamankan arus keuangan yang memadai dalam mempertahankan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin.
Tentang CSR ASEAN (CAN)
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) telah mengadopsi Roadmap untuk Komunitas ASEAN 2009-2015 yang berisi cetak biru Komunitas Sosial dan Budaya ASEAN, dengan tujuan strategis yang memastikan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) yang tergabung dalam agenda perusahaan berkontribusi terhadap kegiatan sosial berkelanjutan serta pembangunan ekonomi di negara-negara anggota ASEAN.
Jaringan CSR ASEAN diluncurkan pada 11 Januari 2011. (oxfam.org/asean-csr-network.org)
Editor : Sotyati
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...