Asia Tenggara, Terbuka Terhadap Pengaruh dari Luar
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Salah satu ciri sejarah yang penting dalam sejarah Asia Tenggara adalah daerah ini terbuka terhadap pengaruh dari luar. Pendatang dari India, China, Eropa, ide-ide dan agama, perdagangan dan ekonomi, dan sebagainya berlangsung hingga sekarang. Hal ini disampaikan penulis Sejarah Asia Tenggara: Dari Masa Prasejarah sampai Kontemporer, M. C. Ricklefs di Jakarta pada hari Selasa malam (26/11).
Buku sejarah Asia Tenggara itu ditulisnya bersamanya lima rekan kerjanya di National University of Singapore yang kepakarannya mencakup seluruh wilayah Asia Tenggara dan meliputi sejarah politik, sosial, ekonomi, agama dan budaya. Buku baru itu mencakup periode panjang dan menyeluruh Asia Tenggara sejak zaman prasejarah sampai tahun 2000-an. Buku itu dikerjakan M. C. Ricklefs yang berasal dari Australia bareng rekan kerjanya dari Amerika Serikat, seorang dari Singapura, dan seorang lagi dari Filipina.
Buku sejarah Asia Tenggara yang ditulis sejarawan M. C. Ricklefs bareng lima rekan kerjanya itu terinspirasi buku ‘A History of Southeast Asia’ yang ditulis sejarawan Inggris George Hall pada 50 tahun lalu. M. C. Ricklefs sendiri sempat berkenalan dengan George Hall dan menulis bersamanya sebelum meninggal pada 1979.
M. C. Ricklefs mengatakan bahwa dalam menulis sejarah Asia Tenggara juga memerlukan insight dari antropologi untuk memperkaya penulisan. Selain itu melibatkan orang yang menguasai tidak saja sejarah, tetapi juga bahasa.
Sejarah Asia Tenggara sudah berkembang dan berubah serta jauh berbeda dari zaman ketika George Hall pada 50 tahun lalu. Itulah alasan buku itu ditulis M. C. Ricklefs bareng lima rekan kerjanya.
Polusi Udara Parah, Pengadilan India Minta Pembatasan Kendar...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan tinggi India pada hari Jumat (22/11) memerintahkan pihak berwe...