Asisten Panglima Tertinggi Ukraina Terbunuh Akibat Ledakan Hadiah Ulang Tahun
Presiden tidak bahas masalah pemilu di Ukraina dan situasi perang.
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Panglima Tertinggi Ukraina mengatakan pada hari Senin (6/11) bahwa asistennya, yang berpangkat mayor, terbunuh ketika hadiah ulang tahun yang diberikan kepadanya meledak.
“Asisten dan teman dekat saya, Mayor Hennady Chastyakov, terbunuh secara tragis pada hari ulang tahunnya di lingkungan keluarga,” tulis Jenderal Valery Zaluzhnyi di aplikasi perpesanan Telegram. “Sebuah alat peledak tak dikenal meledak di salah satu hadiahnya.”
Outlet berita online Ukrainska Pravda menyebutkan sumber keamanan diberitahu oleh istri Chastyakov bahwa hadiah tersebut berupa sebotol minuman keras berbentuk granat yang dibawanya pulang. Itu meledak ketika dia membukanya.
Putra Chastyakov yang berusia 13 tahun menderita luka serius.
Sumber tersebut mengatakan kepada Ukrainska Pravda bahwa Chastyakov, 39 tahun, adalah lulusan akademi militer dan terlatih penuh dalam menangani granat.
Zaluzhnyi mempunyai peran penting dalam invasi Rusia yang telah berlangsung selama lebih dari 20 bulan. Pekan lalu, ia menulis esai di majalah Economist yang mengatakan bahwa perang telah memasuki fase baru yang menguntungkan Rusia dan menyerukan teknologi yang lebih canggih untuk militer Ukraina.
Sementara Presiden Volodymyr Zelenskyy membantah anggapan bahwa perang telah menemui jalan buntu.
Presiden Tidak Bahas Pemilu di Masa Perang
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya tidak bertanggung jawab untuk terlibat dalam pembicaraan mengenai penyelenggaraan pemilu di Ukraina pada masa perang dan menyerukan persatuan untuk menghindari diskusi politik yang tidak ada gunanya.
Zelensky mengatakan sangat penting untuk berkonsentrasi pada tantangan militer yang dihadapi negara tersebut ketika negara tersebut mencoba mengusir pasukan Rusia yang menduduki hampir seperlima wilayahnya, lebih dari 20 bulan setelah melancarkan invasi skala penuh.
“Kita semua memahami bahwa saat ini, di masa perang, ketika terdapat banyak tantangan, sangatlah tidak bertanggung jawab jika membahas topik terkait pemilu dengan cara yang sembrono,” katanya dalam pidato video malamnya.
“Kita perlu menyadari bahwa ini adalah waktu untuk membela diri, waktu untuk berperang, yang menjadi sandaran nasib negara dan rakyatnya… Saya percaya bahwa pemilu tidak tepat pada saat ini.”
Pemilu dilarang berdasarkan darurat militer yang kini berlaku di Ukraina, namun Zelenskyy telah mempertimbangkan apakah akan menerapkan ketentuan khusus untuk menyelenggarakan pemilu, yaitu perubahan undang-undang dan bantuan asing untuk membantu membiayai proses tersebut. Dia mengatakan dia ingin mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua jika pemungutan suara dilakukan.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengatakan pada akhir pekan bahwa presiden sedang mempertimbangkan pro dan kontra pemilu masa perang.
Ada sejumlah seruan dari luar negeri, termasuk dari Senator Amerika Serikat dari Partai Republik, Lindsey Graham, agar pemilu dilanjutkan sebagai bukti kondisi baik lembaga-lembaga demokrasi di Ukraina. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...