Asosiasi Pangan Diimbau Jaga Kestabilan Harga Jelang Ramadan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengimbau berbagai asosiasi terkait sektor pangan juga turut berkontribusi menjaga kestabilan harga pangan menjelang bulan puasa hingga lebaran mendatang.
"Kami imbau asosiasi, mari kita menjaga kestabilan harga pangan menghadapi bulan suci Ramadan. Ini bukan hanya tanggung jawab Kementan tetapi tanggung jawab bersama," kata Amran Sulaiman, di Jakarta, hari Selasa (24/5).
Menurut Mentan, dari segi produksi maka semua stok beragam bahan pangan pokok telah cukup memadai, seperti beras, bawang, hingga ayam dan cabai.
Karena itu, ujar dia, diharapkan jangan ada pihak yang mengutamakan ego sendiri sehingga kestabilan harga pangan yang diharapkan berbagai pihak menjadi tidak tercapai.
Mentan juga mengemukakan keluhan dari asosiasi yang terkait dengan bawang bahwa bila harga komoditas tersebut meningkat selalu diberitakan, tetapi kalau harga turun tidak diberitakan.
Sedangkan terkait dengan beras yang merupakan makanan pokok, Mentan menyatakan bahwa saat ini di Bulog terdapat cadangan beras hingga dua juta ton lebih, berarti dua kali lipat dari kondisi bulan yang sama tahun lalu.
Amran menyatakan, harga pangan beras juga seharusnya bakal lebih stabil pada tahun 2016 ini dibandingkan dengan 2015.
Amran juga berseloroh bahwa kalau sejumlah media memberitakan kenaikan harga pangan di sejumlah daerah, maka hal itu juga dapat berdampak kepada kondisi tensinya yang meningkat.
Sebelumnya, Mentan Amran Sulaiman berencana akan mengembangkan 1.000 toko tani Indonesia untuk menstabilkan harga komoditas pangan.
"Kami juga ingin memotong rantai suplai, bekerjasama dengan kelompok-kelompok tani," ujar Amran di Jakarta, hari Senin (16/5).
Menurutnya, dengan memotong rantai suplai, pemerintah berharap dapat menekan harga komoditas seperti bawang merah, cabai dan beras yang dapat melonjak tinggi di pasaran terutama menjelang hari-hari besar seperti Idulfitri.
Perum Bulog juga telah menggandeng masyarakat menjadi bagian dalam jaringan distribusi bahan pangan melalui Program Rumah Pangan Kita (RPK) sebagai upaya menstabilkan harga pangan.
Dirut Perum Bulog Djarot Kusumayakti di sela peluncuran Program Rumah Pangan Kita (RPK) di Jakarta, Senin (9/5), menyatakan RPK merupakan outlet pemasaran bahan pangan dan produk industri pangan strategis yang dibentuk untuk memotong rantai distribusi sehingga makin mendekatkan produsen dan konsumen.
Melalui RPK, lanjut Djarot, masyarakat diajak untuk menjadi mitra usaha Bulog dalam jaringan distribusi bahan pangan strategis seperti beras, gula pasir, minyak goreng, terigu, daging bahkan nantinya juga cabai dan bawang merah.(Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...